Note: Update daftar tahun 2007 di bawah.Â
Bagi yang mau serius membaca tentang Santa Claus, anda salah alamat. Silahkan cari di situs lain karena postingan ini hanya akan membawa anda ke arah kengawuran. =p

Santa Claus… Pernahkah anda berpikir siapakah jati diri sesungguhnya dari kakek gendut yang satu ini? Apa pekerjaan dia sehingga dia bisa mempunyai banyak uang untuk kemudian dibelikan kado yang dibagikan ke anak-anak? Apa motif sesungguhnya dari kegiatan membagi-bagikan kado yang dilakukannya setahun sekali?
Buronan?
Begitu banyak nama alias yang dipakai oleh Santa Claus: Papa Noel, Father Christmast, Babbo Natale, dst. Mengapa seseorang mempunyai nama alias yang begitu banyak? Kalau hanya karena nama panggilan, pastilah tidak perlu sebanyak itu. Satu-satunya alasan yang masuk akal bagi seseorang untuk terus berganti nama adalah karena dia melarikan diri dari sesuatu. Dengan kata lain, Santa Claus adalah seorang buronan abadi.
Konon, menurut catatan sejarah yang tak pernah ada, Santa Claus adalah penjahat kambuhan dengan spesialisasi membobol rumah orang, mencuri dan merampok (Emangnya anda kira dari mana lagi Santa Claus memperoleh keahliannya memasuki rumah orang jika bukan dari praktek kejahatan?).Â
Pada satu masa, ia dikenal sebagai Robin Hood (yang terkenal dengan pakaian hijaunya. Maklum, waktu itu warna merah blum ngetrend), di masa yang lain, ia dikenal sebagai Hattori Hanzo(waktu itu ia belum segendut sekarang. Masih cukup atletis untuk berperan sebagai ninja yang ngelompat dari genteng ke genteng). Jesse James, seorang “koboi” perampok terkenal juga dicurigai sebagai jelmaannya.
Menurut satu situs yang lain, Santa Claus hanyalah salah seorang imigran ilegal yang berpotensi meningkatkan angka kriminal dan memperberat beban jaringan sosial. Bahkan sampai ada arahan tentang bagaimana memperlakukan Santa Claus: “Ketika orang gendut itu masuk melalui cerobong asapmu tahun ini, nyalakan api dan usir dia karena dia adalah pekerja imigran ilegal”.
Karakter Fiksi(?) Terkaya?
Setiap tahunnya, Forbes mengeluarkan daftar 15 karakter fiksi terkaya.
Demikian daftar “Forbes Fictional 15”:
 Tahun 2002:
1. Santa Claus
2. Richie Rich
3. Oliver “Daddy” Warbucks
4. Scrooge McDuck (alias Gober Bebek)
5. Thurston Howell III
6. Willie Wonka
7. Bruce Wayne
8. Lex Luthor
9. J.R. Ewing
10. Auric Goldfinger
11. C. Montgomery Burns
12. Charles Foster Kane
13. Cruella De Vil
14. Gordon Gekko
15. Jay Gatsby
Tahun 2003-2004 data tidak ditemukan
Tahun 2005:
1. Santa Claus
2. Oliver “Daddy” Warbucks
3. Richie Rich
4. Lex Luthor
5. C. Montgomery Burns
6. Scrooge McDuck
7. Jed Clampett
8. Bruce Wayne
9. Thurston Howell III
10. Willy Wonka
11. Arthur Bach
12. Ebenezer Scrooge
13. Lara Croft
14. Cruella De Vil
15. Lucius Malfoy
Tahun 2006:
1. Oliver “Daddy” Warbucks
2. C. Montgomery Burns
3. Scrooge McDuck
4. Richie Rich
5. Jed Clampett
6. Mr. Monopoly
7. Bruce Wayne
8. Anthony Stark
9. Prince Abakaliki of Nigeria
10. Thurston Howell III
11. Willy Wonka
12. Lucius Malfoy
13. Tony Montana
14. Lara Croft
15. Mario (Bros)
Mengapa nama Santa Claus tiba-tiba hilang dari daftar di tahun 2006? Padahal di tahun-tahun sebelumnya, kekayaannya dicantumkan sebagai tak terhingga. Apakah Santa Claus jatuh miskin karena kalah berjudi di Las Vegas?
Ternyata “didakwa” menjadi karakter terkaya membuat kuping Santa Claus panas. Maklum, selama ini dia terus memalsukan laporan pajaknya. Mungkin juga Santa Claus marah dengan deskripsi dirinya di daftar tahun 2005. Ia dituduh mengeksploitasi peri dan pekerja anak:
Claus, Santa
Net Worth: $ ∞ 
Source: Toys, Candy
Age: 1,651
Marital Status: Married, no children.
Hometown: North Pole
North Pole’s tubby toy titan remains fiction’s richest character, despite ongoing strife with Elvish labor force. Elves bemoan low-wages, lack of health care coverage and union-busting tactics of “Claws.” Factory operations also dogged by several documented instances of child-labor. Santa retorts that “immortal” Elves don’t need health insurance, and says child-workers were being punished for being “naughty.” Analysts expect impact on toy and candy production to be minimal. Claus’ ultimate motivations for annual gift-giving orgy remain unclear. Speculated to be tormented by infinite wealth; embarks on annual around-the-world trip in a futile attempt to give it away. Others detect darker side, noting percentage of children receiving lumps of coal and ill-treatment of rare Finnish-bred flying reindeer. Claus himself plays it close to the vest, cryptically muttering “Ho! Ho! Ho!” Member since time immemorial. — Michael Noer
Padahal di tahun 2002, namanya juga sudah terdaftar sebagai karakter terkaya (walau diakui jika deskripsinya jauh lebih positif daripada deskripsi tahun 2005):
Claus, Santa
Age: 1,600 years plus
Source: Toys
Net Worth: $∞
Hometown: New York City; North Pole
Marital Status: Married, no children
Born in the fourth century as Nicholas of Myra in Anatolia, now southwestern Turkey. According to legend, gave away bulk of his inheritance to provide dowries for three beautiful–but impoverished–maiden sisters. Famously threw gold through girls’ chimney where it landed in their stockings drying by fire. Later Roman Catholic saint. Relics stolen by Italian merchants 12th century; bones now in Bari, southern Italy. Moved to U.S. by way of Holland; settled in New Amsterdam, later New York City. Changed name to Santa Claus, gained weight, grew beard. Toy manufacturing operations at North Pole yielding apparently unlimited wealth. Spends every Christmas Eve trying fruitlessly to give away fortune to little children. Keeping up with the times: Compressive of naughty and nice boys and girls now available on the Web. Passionate interest in artic wildlife: Large reindeer preserve includes rare flying and red-nosed specimens. Member since time immemorial. –Michael Noer
Tidak mau kejahatannya terbongkar lebih jauh, Santa Claus lalu “bermain kotor” dengan menghasut anak-anak kecil untuk mengirim email protes ke Forbes (kemungkinan dengan ancaman akan tidak diberikan hadiah jika anak-anak tersebut tidak ikut mengirimkan email protes ke Forbes). Sayangnya Forbes menyerah kepada teror email ini, nama “Santa Claus” tidak muncul di daftar tahun 2006.Â
Namun dalam artikel pengantarnya, Forbes tetap yakin bahwa Santa Claus adalah karakter fiksi terkaya:
The biggest change to this year’s list comes at the very top. For the first time in the Fictional 15’s history, Santa Claus has been unseated from the number-one spot, replaced by defense contractor Oliver ”Daddy” Warbucks.
We still estimate Claus’ net worth as infinite, but we excluded him from this year’s rankings after being bombarded by letters from outraged children insisting that Claus is “real.” We don’t claim to have settled the ongoing controversy concerning Claus’ existence, but after taking into account the physical evidence–toys delivered, milk and cookies devoured–we felt it was safer to remove him from consideration.
Bagaimana dengan daftar tahun 2007? Apakah Forbes berani untuk mencantumkan nama Santa Claus kembali ke daftar Fictional 15?
Ternyata TIDAK!!!
Tahun 2007:
1. Scrooge McDuck
2. Ming The Merciless
3. Richie Rich
4. Mom
5. Jed Clampett
6. C. Montgomery Burns
7. Carter Pewterschmidt
8. Bruce Wayne
9. Thurston Howell III
10. Tony Stark
11. Fake Steve Jobs Â
12. Gomez Adams
13. Willy Wonka
14. Lucius Malfoy
15. Princess Peach
———————————————————————-
Iklan pendek mengenai mengapa menulis surat ke Santa Claus adalah ide yang sangat jelek (Click kanan, save as)==> santaclaus.wmv
tags: Kedai Bakmi author: bebek rewel comments: 7 Comments
December 18th, 2007
Perhatian: Jika anda adalah orang baik-baik, bermoral tinggi dan tidak biasa dengan kata-kata yang berbintang-bintang => *****, mungkin postingan ini ada baiknya anda lewatkan…Â
Atau lebih tepatnya: “Tidak semua huruf diperlakukan (baca: digunakan) secara sederajat dalam Bahasa Indonesia”.
Tentu bebek tidak menuduh bahwa Bahasa Indonesia “rasis” terhadap huruf-huruf tertentu. Tapi rasanya hampir semua kata yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia sehari-hari melibatkan huruf “a” dengan frekuensi penampakan yang lebih banyak daripada huruf lainnya. (Secara ngawuriah, bebek tidak menghitung huruf-huruf yang populer untuk membentuk imbuhan seperti “m”, “e”, “n” dan lainnya)
Dan jika ingin membuat perbandingan ekstrim (Cheeezzz… Bebek liat di di Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua tahun 1993, kata ekstrim itu seharusnya ditulis sebagai: “ekstrem”!!), bukanlah hal yang “tidak terbuktikan” jika huruf “a” menempati posisi yang lebih penting daripada huruf “q” misalnya.
Kata yang berawalan dengan huruf “a” mendapatkan jatah sebanyak 70 halaman sementara yang berawalan huruf “q” harus cukup puas dengan jatah 1 halaman saja (Itupun anggotanya cuma 9 “kata” dengan 8 kata yang merupakan serapan dari Bahasa Arab dan 1 huruf “q” dengan penjelasan: huruf ketujuh belas abjad Indonesia).
Walau begitu, “a” bukanlah huruf yang menghabiskan halaman terbanyak. di KBBI edisi kedua ini, kayanya huruf “s” mendapatkan posisi kehormatan dengan jumlah halaman yang didedikasikan sebanyak 129 halaman.
Selain urusan frekuensi penggunaan huruf dalam Bahasa Indonesia (tidak harus selalu digunakan secara baik dan benar, bisa juga sebagai Bahasa Indonesia prokem yang tidak baik dan tidak benar), secara ngawuriah, bebek juga percaya jika tidak semua huruf itu “netral”. Ada huruf yang bisa membentuk persepsi, menegaskan sebuah kata yang dibentuknya dan memberikan citra feminin ataupun maskulin.
Dalam salah satu emailnya, salah satu temen internet bebek melemparkan sebuah pertanyaan tidak penting: “Btw, ada yg tau beda gemuk dgn gendut? Secara tidak sadar, org ga senang dibilang gendut, ketimbang gemuk. Knp?”
Dan bebekpun membalas pertanyaan tersebut dengan reply yang tidak kalah tidak pentingnya (catatan: bebek sudah permak-permak supaya terasa lebih berperikebebekkan):
Menurut bebek karena ada huruf “d” di gendut. Bunyi huruf “d” tersebut seakan-akan memberikan penekanan: genDuuuuttt… Jadi kesannya lebih besar dan berat daripada gemuk. (Mau membuat efek yang lebih besar dan berat daripada gendut? Gunakanlah kata “gendud” (keterangan lebih lanjut tersedia di bawah))
Selain kedua kata tersebut, ada juga kata endut. Ini kesannya lebih imut kan? Argumen bebek, hal ini dikarenakan hilangnya huruf “g” yang memberikan penekanan lebih pada awal kata.
Dalam bahasa informal, huruf “k” bisa digantikan huruf “g” dengan tujuan memberikan penekanan lebih pada arti kata: goblog (bisa diartikan sebagai goblok banget) dan budeg (lebih daripada budek). Bisa juga untuk menunjukkan kecentilan: sayank dan gantenk. (Contoh penggunaan dalam kalimat: “Sayank… Menurut dikau, apakah daku gantenk?”)
Selain itu, bebek pernah mendiskusikan di antara temen2 (yang sama gak jelasnya kaya bebek). Entah apakah dikau-dikau semua setuju apa tidak: Kenapa k*nt*l dan t*t*t walau mengacu kepada barang yang sama, tetapi kesannya yang pertama lebih besar daripada yang kedua? Apakah karena kecenderungan pemakaian kata? atau karena huruf “o” itu terdengar lebih maskulin daripada huruf “i” ??
Bisa diperhatikan juga dari jenis ketawa. Kalo ketawanya diketik sebagai “HOHOHO”, kesannya lebih maskulin (selain karena udah jadi trademark sinterklas). Kalo ketawanya “hihihi”, yang kebayang langsung seorang wanita ketawa centil sambil mulut ditutupin kipas. Dalam hal ini, ketawa yang netral adalah “hahaha”.
Selain itu huruf “u” juga sepertinya lebih halus daripada huruf “o”:
– Bodoh terasa lebih kasar daripada buduh
– Dodol terasa lebih kasar daripada dudul (ini dodol untuk kata-katain orang maksudnya)
– Bloon terasa lebih kasar daripada bluun
– Goblok lebih kasar daripada gubluk (Eh, ada gitu orang yang maki orang laen dengan kata “gubluk”?)
– Colon lebih… gak jadi deng. Colon itu artinya usus besar, sementara culun… (masih perlu kita diskusikan lebih jauh)
Selain itu tawa “huhuhu” terasa seperti nangis atau tawa licik (tergantung intonasi), sementara “hohoho” seperti yang dibahas di atas adalah terdengar lebih maskulin.
Sekarang mari kita bahas beda antara huruf “t” dan “d”.
Menurut bebek, huruf “d” itu memberi penekanan lebih pada arti. Contoh:
– Ng*nt*T dan ng*nt*D bila diucapkan dengan “penuh semangaD” serasa lebih kasar yang kedua karena penekanan yang lebih dalam sehingga terasa seperti penekanan lebih pada artinya
– B*ngs*T dan b*ngs*D (sama seperti alasan di atas)
– Sesat dan sesad terasa lebih sesat “sesaD” daripada “sesat” (Huruf “s” bisa diganti dengan “z” untuk memberikan penekanan yang lebih lagi. Dengan kata lain, derajat kesesatan bisa diurut sebagai berikut (dari kurang sesat sampai pada paling sesat): sesat -> sesad -> zezad (Er… rada aneh seh, tapi seenggaknya pola yang sama kadang digunakan untuk kata manis: manis -> maniz, dan kata panas: panas -> panaz ))
– “Tuinggggg…” dan “duingggggg…”. Walau keduanya serasa menjadi sound effect bagi sesuatu yang membal (misalnya: Jika perut anda buncit, maka ketika perut anda ditekan-ditekan, ibaratnya akan keluar suara “tuing-tuing”), yang pasti bunyi DUINGGG!! kesannya lebih membal dan berat daripada TUINGGG!!! (Jadi kalau perut anda sudah sssaaangaaDDD bunciD, yang jadi sound effectnya bukan lagi “tuing-tuing…”, tapi “duing-duing…”)
Huruf “p”, bisa digantikan dengan saudaranya yang agak mirip-mirip, si huruf “b”. Contoh: mantab.
Dan untuk mengakhiri postingan ini, marilah kita mempraktekkan teknik penukaran huruf seperti yang sudah dijabarkan di atas secara sekaligus:
“GeDuBraG!!” (sound effect orang jatuh) serasa lebih berbau “jatuh” daripada “KeTuPrak!!” (Yang ini bakal ditanyain lebih jauh: maksudnya ketupat? atau ketoprak?)
Sekian ocehan zezaD bebeg hari ini…
tags: Kedai Bakmi author: bebek rewel comments: 11 Comments
December 11th, 2007
Perjalanan sejarah sering diwarnai dengan datang dan perginya tokoh-tokoh besar (dan juga kecil). Banyak di antara tokoh tersebut seakan diramalkan dan ditakdirkan bahwa suatu saat mereka akan menjadi seseorang yang mempengaruhi jalannya sejarah.Â
Wu Zetian, satu-satunya kaisar wanita sepanjang sejarah kekaisaran Tiongkok kuno, sewaktu masih kecil diramalkan oleh seorang terpelajar bahwa ia akan menjadi kaisar karena ciri-ciri wajahnya.
Tenzin Gyatso, Dalai Lama yang sekarang, kelahirannya dikatakan dihadiri oleh burung gagak, suatu pertanda yang juga terjadi pada kelahiran beberapa Dalai Lama sebelumnya.
Nostradamus, peramal yang terkenal itu, dikisahkan segera berlutut di hadapan seorang rahib muda bernama Felice Paretti dan memanggilnya sebagai “His Holiness”. Di kemudian hari rahib muda tersebut menjadi Paus Sixtus V.
Lain lagi dengan Vespasian, seorang Jendral Romawi. Ketika memadamkan pemberontakan orang Yahudi, salah satu tahanannya yang bernama Josephus (kemudian dikenal sebagai Titus Flavius Josephus, sejarawan Yahudi dari abad pertama) meramalkan bahwa suatu saat ia akan menjadi Kaisar Roma. Jendral Vespasian pun naik tahta menjadi kaisar di tahun 69.
Kalau orang-orang yang di atas diramalkan oleh seorang terpelajar, burung gagak, peramal dan sejahrawan, maka mungkin juga kalau presiden kita yang sekarang ini, 4 tahun yang lalu, juga diberi pertanda ramalan bahwa ia akan menjadi seseorang yang paling dicaci dan dikambing hitamkan oleh banyak orang Indonesia (baca: menjadi Presiden Indonesia).
Walau bebek akui, tanda ramalannya emang agak tidak mengenakkan…
Artikel dapat diakses di alamat:
http://kompas.com/kompas-cetak/0311/07/utama/675120.htm
————————————————————————————-
Menghina Menko Polkam, WN Jerman Ditangkap
Jakarta, Kompas – Robert Massmeyer (68), yang mengaku warga negara Jerman, ditangkap polisi yang mengawal perjalanan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, di halaman parkir Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (6/11) pukul 11.15.
Massmeyer disangka menghalang-halangi laju kendaraan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) saat melintas di Jalan Jenderal Sudirman. Ia menghina dan atau melakukan pelecehan dengan mengacungkan jari tengahnya ketika mobilnya sejajar dengan mobil yang ditumpangi Yudhoyono.
Brigadir Agus Suparyanto, salah seorang polisi pembuka jalan laju kendaraan Menko Polkam saat itu, menuturkan, Massmeyer yang mengemudikan Toyota Starlet F 1152 AE menghalangi laju kendaraan Menko Polkam mulai dari depan Gedung BRI, di Jalan Sudirman arah Bundaran Hotel Indonesia (HI). Saat itu, kata Agus yang mengendarai motor patroli pengawalan, mobil Massmeyer melaju di tengah marka jalan jalur cepat. Ia pun dengan gerak tangan memberi aba-aba agar Massmeyer menepi ke kiri untuk memberi jalan kepada kendaraan dinas Menko Polkam.
“Dia bukannya memberi jalan malah menghina saya. Sambil melihat ke saya, dia menujuk-ujuk keningnya sendiri, seakan saya tidak punya otak karena menyuruh dia menepi,” kata Agus.
Massmeyer pun tetap ngotot, tidak mau menepi bahkan melajukan kendaraannya dengan berzig-zag di depan kendaraan rombongan Menko Polkam. Tentara pengawal yang ada di mobil patroli lalu memberi peringatan dengan membunyikan sirine satu-satu. Massmeyer malah meledek mereka dengan cara mengeluarkan tangan kanan, dan jari tengah diacungkan ke atas, setiap sirine berbunyi.
Yang membuat tentara pengawal Menko Polkam marah dan memerintahkan polisi segera menangkap Massmeyer adalah acungan jari telunjuk itu dilakukan Massmeyer lagi ketika mobil yang ditumpangi Menko Polkam sejajar dengan mobil Massmeyer. Itu terjadi sebelum Massmeyer membelokkan mobilnya, masuk ke halaman parkir Hotel Indonesia.
Seorang polisi yang saat itu bertugas di seputar Bundaran HI segera menghampiri mobil Massmeyer.
Polisi mengetuk-ngetuk kaca pintu mobil, memerintahkan Massmeyer keluar. Massmeyer menolak keluar, malah marah-marah dan dari kaca jendela berupaya menusuk polisi itu dengan ujung payungnya.
Polisi pun memaksa dia keluar dan berupaya menangkapnya. Massmeyer meronta-ronta dan berhasil lepas dari cengkeraman polisi. Ia lari menjauh dan dikejar polisi serta tiga anggota ketentraman dan ketertiban serta perlindungan masyarakat (tramtib dan linmas) yang tengah bertugas di Bundaran HI. Massmeyer akhirnya ditangkap Cahyani, anggota tramtib dan linmas, setelah ia jatuh karena kakinya tersandung besi yang menonjol di jalan.
“Ia masih berontak tidak mau ditangkap, sampai dia jatuh lagi dan saya ikut jatuh juga. Akhirnya tangannya bisa saya borgol. Polisi lalu memasukkan dia ke mobil patroli dan membawanya ke sini (kepolisian daerah/polda),” kata Cahyani.
Cahyani, dan dua temannya, A Abidin dan A Rizal, yang ikut ke Polda Metro Jaya menegaskan, luka lecet-lecet di kaki dan tangan serta benjol di pelipis kanan Massmeyer bukan karena mereka atau polisi pukuli. Luka itu karena Massmeyer jatuh sendiri. Begitu juga luka sobek di dahinya.
“Luka sobek di dahinya akibat kena ujung bangku di klinik polda. Polisi mau mengobati luka-luka lecetnya. Ia masih meronta-ronta tidak mau, sampai akhirnya ia jatuh menimpa kursi,” kata Abidin.
Di ruang tunggu Kantor Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya, Massmeyer tampaknya tidak menerima dan tidak mengerti mengapa ia berada di sana. Dalam bahasa Inggris dan Jerman, ia marah-marah. Polisi kesulitan meminta keterangannya sekalipun sekadar menanyakan nama lengkap dan alamatnya di Jakarta. Ia bahkan menanyakan nama petugas polisi dan orang-orang yang membawa dia ke SKP.
Ia hanya menyebut namanya Robert dan paspornya ada dalam tas, di mobilnya.
“Gedung apa ini. Mengapa saya dibawa ke sini. Mana mobil saya. Mengapa saya diperlakukan seperti kriminal,” katanya.
Ia bahkan sempat memperolok orang yang berada di SPK yang memperhatikan dia.
Massmeyer baru menyebut nama lengkap dan alamat tinggalnya di Bogor setelah wartawan menanyainya. Massmeyer mengatakan, ia tidak mengerti mengapa polisi menyuruh ia menepikan mobilnya.
“Di Jalan Sudirman itu batas kecepatan maksimal 60 km/jam. Saya mengemudikan kendaraan 40 km/jam. Mobil lainnya ada yang lari 50-70 km/jam. Mengapa saya yang disuruh menepi. Saya adalah pengemudi yang disiplin. Mereka yang tidak disiplin,” katanya ketika ditanya mengapa ia tidak mau menepikan kendaraannya seperti perintah polisi.
Menurut Massmeyer, kalau ia salah, polisi bisa mencatat nomor kendaraannya dan mengirim surat teguran ke rumahnya. Polisi, katanya, tidak berhak menangkap dia karena urusan lalu lintas.
Saat diingatkan bahwa dia ditangkap bukan karena masalah lalu lintas saja, tetapi karena menghalangi laju kendaraan dan menghina pejabat negara, Massmeyer mengatakan, dia tidak tahu siapa yang berada di mobil itu.
Mulut Massmeyer sampai ternganga ketika wartawan menjelaskan bahwa orang yang berada di dalam mobil yang diberi acungan jari telunjuknya adalah Menko Polkam RI. Lelaki ini, yang semula banyak bicara, menjadi agak kalem dan menurut ketika polisi membawanya untuk menjalani pemeriksaan di Satuan Reserse Umum.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mathius Salempang mengatakan, anggotanya tetap akan memproses Massmeyer.
“Ya, kita lihat saja hasil pemeriksaannya nanti,” kata Salempang ketika ditanya apakah tak berlebihan menangkap dan menahan Massmeyer. (RTS)
tags: Kopas author: bebek rewel comments: 3 Comments
November 6th, 2007
Yang cakep makin cakep, yang ancur makin ancur…
Kayanya bukan cuma kesenjangan ekonomi duang yang perlu kita kuatirkan…
Ditulis oleh Niall Firth.
Artikel dapat diakses di alamat:
http://www.dailymail.co.uk/pages/live/articles/technology/technology.html?in_article_id=489653&in_page_id=1965&in_page_id=1965&expand=true
—————————————————————————————
The human race will one day split into two separate species, an attractive, intelligent ruling elite and an underclass of dim-witted, ugly goblin-like creatures, according to a top scientist.
100,000 years into the future, sexual selection could mean that two distinct breeds of human will have developed.
The alarming prediction comes from evolutionary theorist Oliver Curry from the London School of Economics, who says that the human race will have reached its physical peak by the year 3000.

The report claims that after they reach their peak around the year 3000 humans will begin to regress
These humans will be between 6ft and 7ft tall and they will live up to 120 years.
“Physical features will be driven by indicators of health, youth and fertility that men and women have evolved to look for in potential mates,” says the report, which suggests that advances in cosmetic surgery and other body modifying techniques will effectively homogenise our appearance.
Men will have symmetrical facial features, deeper voices and bigger penises, according to Curry in a report commissioned for men’s satellite TV channel Bravo.
Women will all have glossy hair, smooth hairless skin, large eyes and pert breasts, according to Curry.
Racial differences will be a thing of the past as interbreeding produces a single coffee-coloured skin tone.
The future for our descendants isn’t all long life, perfect bodies and chiselled features, however.
While humans will reach their peak in 1000 years’ time, 10,000 years later our reliance on technology will have begun to dramatically change our appearance.
Medicine will weaken our immune system and we will begin to appear more child-like.
Dr Curry said: “The report suggests that the future of man will be a story of the good, the bad and the ugly.
“While science and technology have the potential to create an ideal habitat for humanity over the next millennium, there is the possibility of a monumental genetic hangover over the subsequent millennia due to an over-reliance on technology reducing our natural capacity to resist disease, or our evolved ability to get along with each other.
“After that, things could get ugly, with the possible emergence of genetic ‘haves’ and ‘have-nots’.”
Dr Curry’s theory may strike a chord with readers who have read H G Wells’ classic novel The Time Machine, in particular his descriptions of the Eloi and the Morlock races.
In the 1895 book, the human race has evolved into two distinct species, the highly intelligent and wealthy Eloi and the frightening, animalistic Morlock who are destined to work underground to keep the Eloi happy.
tags: Kopas author: bebek rewel comments: 4 Comments
October 29th, 2007
Bebek hendak menceritakan ulang suatu kisah yang diambil keluar dari ingatan bebek.
Alkisah, ada seorang guru yang didatangi oleh tiga orang pelajar. Para pelajar tersebut sedang dalam perjalanan ke ibukota untuk menempuh ujian negara. Mereka singgah sejenak untuk meminta ramalan dari sang guru: Siapakah di antara mereka yang akan lulus?
Dalam diam, sang guru mengeluarkan jari telunjuknya secara perlahan. Ketika didesak untuk menjelaskan arti dari ‘satu’ yang dilambangkan dengan jari telunjuk tersebut, sang guru menolak memberikan pencerahan lebih jauh dan berkata, “Maaf, saya tidak bisa membocorkan rahasia dari kehendak Tuhan. Teruskanlah perjalanan kalian ke ibukota dan jalanilah ujian yang sudah menjadi takdir kalian.” Walau merasa tidak puas, ketiga pelajar tersebut akhirnya pamit.
Salah seorang murid melihat kejadian tersebut dan bertanya kepada sang guru, “Guru, apakah yang dimaksud dengan ‘satu’?”
Sang guru berkata, “Jika hanya satu di antara mereka yang berhasil, ‘satu’ berarti hanya satu diantara mereka yang akan lulus. Jika ada dua orang di antara mereka yang berhasil, ‘satu’ menunjukkan hanya satu di antara mereka yang akan gagal.”
“Lalu bagaimana jika mereka semua lulus?” Tanya murid tersebut lebih lanjut.
“‘Satu’ berarti mereka akan lulus pada satu waktu yang bersamaan. Jika mereka semua gagal, ‘satu’ menandakan bahwa mereka akan gagal pada satu waktu yang sama.” Jawab sang guru.
 “Oh… Itu toh yang namanya kehendak Tuhan.”
=====================================================
Cerita di atas pernah bebek baca dari salah satu buku Anthony de Mello atau di buku humor yang tak jelas asal-usulnya ataupun di kedua buku tersebut. Kalau salah, saya tidak keberatan dianggap mengatakan itu secara orisinil.
catatan: Kalimat terakhir (yang dicetak miring) dikutip bebek secara mentah-mentah dari buku “Si Parasit Lajang” karangan Ayu Utami.
tags: Kedai Bakmi author: bebek rewel comments: 3 Comments
October 21st, 2007