bebek rewel

Men are from Mars, Women are from Venus, Duck is from Earth

Suatu Ketika di Ruang Tunggu Dokter Anak…

Cerita ini daku baca bertahun-tahun yang lalu, kemungkinan dari website ketawaketiwi.com.

Sebagai bebek yang dulu sering membaca buku banyolan dan menjelajahi website-website tak jelas (termasuk website humor), bebek cuma pernah membaca joke ini sekali.

Kalau dilihat dari jalan ceritanya yang melibatkan nama dan arti kata yang bisa dibilang adalah milik Bahasa Indonesia, kemungkinan joke ini memang asli buatan orang Indonesia (Bukan hasil terjemahan dari bahasa lain).

Berhubung humor itu ibarat anak haram (sulit untuk diketaui identitas orang tuanya) dan ibarat penyakit menular (bisa menyebar luas, bahkan sampai diterjemahkan ke bahasa lain), sulit bagi bebek untuk mencari ataupun mengidentifikasi penulis asli.

Maka dengan ini hanya bisa mengatakan terima kasih kepada siapapun yang melahirkan humor ini. 🙂

Catatan: Bebek menceritakan ulang seperti apa yang ada di ingatan bebek. Oleh karena itu statusnya masukin kedai bakmi aja =P
——————————————————————–

Pada suatu hari, seorang dokter anak terpaksa berhadapan dengan sederetan muka masam di ruang tunggu karena terlambat datang ke kliniknya.

Untuk membuat suasana di ruang tunggu menjadi lebih ceria, dokter tersebut lalu memutuskan untuk menghabiskan waktu sejenak berbasa-basi dengan calon pasien.

“Nama kamu siapa?”, tanyanya ke anak pertama.

“Dwi”, jawab anak itu.

“Oh, Dwi… Mungkin waktu mama hamil, mama sering ngidam duit kali ya?”

Jawaban sang dokter membuat ruang tunggu tersebut tersenyum. Lalu sang dokter beralih ke anak lain.

“Nama kamu siapa?”, tanyanya lagi.

“Donna”.

“Oh… Jangan-jangan waktu hamil kamu, mama kamu ngidam donat?”

Tawa meledak di ruang tunggu. Sang dokter kemudian menghampiri anak ketiga. Namun tiba-tiba saja sang ibu dari anak tersebut beranjak dari duduknya dengan muka cemberut, menarik anaknya ke pintu keluar sambil berkata, “Titi, ayo kita pulang!!”


Kentut~~~

Bebek dapet artikel ini dari temen melalui forwardtan email. Bebek berusaha melacak siapa penulis pertamanya, tapi kayanya mustahil. Artikel ini sepertinya sudah beredar cukup luas dan cukup lama. Setidaknya bebek mendapati artikel ini di salah satu milis dengan tahun posting 2002. 

Bebek sendiri kurang tahu pasti apakah isi dari tulisan ini sahih dan ilmiah. Yang pasti, artikel ini sangat amat berperikebebekkan!! XD XD XD

Karena itu, bagi yang mengetahui siapa penulis asli dari artikel ini harap memberitahu bebek!

Di bawah ini adalah versi yang sudah diedit supaya lebih memenuhi kelayakan sebagai artikel yang berdiri sendiri di bebekrewel.com
——————————————————————-

Kentut sering dijauhi
Kentut sering dihina
Kentut sering dianggap anak haram karena seringkali tidak diakui oleh siapa yang melahirkannya ke dunia ini
Mari kita liat masa lalu kentut
Kasihan sekali nasib mereka…

Dari mana asal kentut?
Dari gas di dalam usus. Gas di dalam usus berasal dari udara yang kita telan yang menerobos ke usus dari darah, gas dari reaksi kimia dan gas dari bakteri dalam perut.

Apa komposisi kentut ?
Bervariasi. Makin banyak udara yang anda telan, makin banyak kadar nitrogen dalam kentut (Untuk oksigen dari udara, ia akan terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di usus). Adanya bakteri serta reaksi kimia antara asam perut dan cairan usus menghasilkan karbondioksida. Bakteri juga menghasilkan metana dan hidrogen.

Proporsi masing-masing gas tergantung apa yang anda makan, berapa banyak udara tertelan, jenis bakteri dalam usus, berapa lama kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut, makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui dinding usus.

Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen.

Kenapa kentut berbau busuk?
Bau kentut disebabkan oleh kandungan hidrogen sulfida dan merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan anda, makin banyaklah sulfida dan merkaptan yang diproduksi oleh bakteri dalam perut dan makin busuklah kentut anda. Telur dan daging punya peran besar dalam memproduksi bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan dalam kebusukannya. 

Kenapa kentut menimbulkan bunyi?
Karena adanya vibrasi lubang anus saat kentut diproduksi. Kerasnya bunyi tergantung pada kecepatan gas dan diameter lubang anus anda.

Kenapa kentut yang busuk itu hangat dan tidak bersuara?
Salah satu sumber kentut adalah bakteri. Fermentasi bakteri dan proses pencernaan memproduksi panas dengan hasil sampingan berupa gas busuk. Gas busuk ini mempunyai ukuran gelembung gas yang lebih kecil, lebih hangat dan lebih jenuh. Gas busuk inilah yang disebut kentut yang mempunyai volume yang kecil tapi SBD (Silent But Deadly: Sunyi Tapi Mematikan). 

Berapa banyak kentut diproduksi sehari?
Rata-rata setengah liter sehari dalam 14 kali kentut.

Mengapa kentut keluar melalui lubang dubur?
Sebab tekanan di sekitar anus lebih rendah.

Gerak peristaltik usus mendorong ke arah bawah dan membuat ruangan menjadi bertekanan sehingga memaksa isi usus termasuk gas-nya untuk bergerak ke kawasan yang bertekanan lebih rendah yaitu sekitar anus.

Berapa waktu yang diperlukan oleh kentut untuk melakukan perjalanan kehidung orang lain?
Tergantung kondisi udara seperti kelembaban, suhu, kecepatan dan arah angin, berat molekul gas kentut dan jarak antara “transmitter” dengan “receiver”.

Begitu meninggalkan sumbernya, gas kentut menyebar sehingga kadar konsentrasinya menjadi berkurang. Kalau kentut tidak terdeteksi dalam beberapa detik, berarti mengalami pengenceran di udara dan hilang “ditelan” udara selama-lamanya. Kecuali kalau anda kentut di ruang sempit seperti lift atau mobil sehingga baunya akan tinggal dalam waktu lama sampai akhirnya diserap dinding. 

Apakah setiap orang kentut?
Sudah pasti, kalau masih hidup. Sesaat setelah meninggalpun orang masih bisa kentut.

Saat apa biasanya orang kentut?
Pagi hari di toilet yang disebut “morning thunder”. Kalau resonansinya bagus, bisa kedengaran di seluruh penjuru rumah.

Mengapa makan kacang-kacangan menyebabkan banyak kentut?
Kacang-kacangan mengandung zat gula yang tidak bisa dicerna oleh tubuh. Jika gula (raffinose, stachiose, erbascose) berhasil mencapai usus, bakteri usus langsung berpesta pora dan membuat banyak gas. Jagung, paprika, kubis, kembang kol dan susu juga bisa menyebabkan banyak kentut (bukan baunya!).

Selain makanan, apa saja penyebab kentut?
Udara yang tertelan, makan terburu-buru, makan tanpa dikunyah, minum soft drink, naik pesawat udara (karena tekanan udara lebih rendah, sehingga gas di dalam usus mengalami ekspansi & muncul sebagai kentut).

Apakah kentut sama dengan sendawa, tapi muncul dari lain lubang?
Tidak. Sendawa muncul dari perut dan mempunyai komposisi kimia yang berbeda dengan kentut.

Kemana perginya gas kentut kalau ditahan tidak dikeluarkan ?
Bukan diabsorbsi darah, bukan hilang karena bocor. Tapi bermigrasi ke bagian atas usus dan pada waktunya akan keluar juga. Jadi bukan lenyap, tapi hanya mengalami penundaan.

Mungkinkah kentut terbakar?
Bisa saja. Kentut mengandung metana, hidrogen yang combustible (komponen yang juga terkandung dalam gas alam). Kalau terbakar, nyala-nya berwarna biru karena kandungan unsur hidrogen.

Mengapa kentut anjing dan kucing lebih busuk?
Karena anjing dan kucing adalah hewan karnivora (pemakan daging). Daging kaya akan protein yang mengandung banyak sulfur yang menjadikan bau kentut binatang ini lebih busuk.

Hewan herbivora seperti sapi, kuda dan gajah memproduksi kentut lebih banyak, lebih lama, lebih keras bunyinya, tetapi relatif tidak berbau.

Betulkah bisa teler kalau mencium bau kentut 2-3 kali berturut-turut?
Mungkin saja anda mengalami pusing kalau mencium bau kentut terlalu banyak karena kentut mengandung sedikit oksigen.

Apakah warna kentut?
Tidak berwarna. Kalau warnanya oranye seperti gas nitrogen oksida maka akan ketahuan siapa yang kentut. 

Kentut itu asam, basa atau netral?
Asam, karena mengandung karbondioksisa (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S).

Apa yang terjadi kalau seseorang kentut di Planet Venus ?
Planet Venus sudah banyak mengandung sulfur(belerang) di lapisan udaranya, jadi kentut di sanapun tidak ada pengaruhnya.


Balas-Berbalas (Foto)

Balas-berbalas foto yang terjadi di salah satu milis yang bebek ikuti:

1. Dikirimkan oleh teman milis bebek yang bernama wiro. Mengenai suatu tabrakan fatal:

 

“Gara-Gara Dia Sih”

Penyebab:

 

 

Dan bebek membalas dengan gambar yang lebih efisien untuk menggambarkan kejadian di atas:

why_men_die_before_women_1.jpg

2. Tentang restoran. Wiro mengirim:

fook-yew.jpg

Bebek membalas:

fuk-mi.jpg


The Clash of Noodlelization

Tulisan yang udah lama bebek posting di salah satu milis yang bebek ikutin.

Waktu itu kalau gak salah ada beberapa orang yang mengatakan bahwa bakmi gedungan (baca: franchise) itu lebih ok. Lalu bebek dan beberapa peserta milis lainnya sebagai kelompok pro bakmi gerobak memprotes. Akhirnya terjadi perang kata-kata. Dan bebek pun terdorong untuk menulis tentang teori perbenturan antara 2 aliran perbakmian ini.

Di bawah ini adalah versi yang sudah diedit supaya lebih memenuhi kelayakan sebagai artikel yang berdiri sendiri di bebekrewel.com
—————————————————————————-

Respon pihak pro bakmi gedungan yang cukup heboh membuat bebek berpikir, apakah “dosa” untuk lebih menyukai bakmi gerobak daripada bakmi yang disajikan di gedung ber-AC? Kenapa ada orang yang lebih suka dengan bakmi-bakmi franchise sementara bebek merasa bakmi-bakmi perlente tersebut seakan bakmi zombie yang kehilangan “roh”-nya?

Sementara itu, di sisi lain bebek juga menemukan rekan sejiwa dan sealiran yang lebih menaruh hati kepada bakmi-bakmi sederhana yang dijual di tempat yang tidak keren. Apakah kami adalah makhluk tak jelas yang lebih suka sesuatu yang tidak keren daripada yang perlente? (makin ngaco aja nih kalimat :)) ) Mungkin tidak juga.

Setelah direnungkan lebih jauh, BAKMI (ayam) bagi bebek bukanlah sekedar makanan enak yang mengenyangkan perut. Ketika daku menginjakkan kaki di kedai bakmi, menaruh pantat gendut di bangku plastik dan terbengong-bengong menunggu pesanan yang belum datang, serasa ada sesuatu yang familiar di sana.

Desis kompor gas yang memanaskan kuah, dentingan sumpit dan mangkok yang beradu saat tukang bakmi meratakan bumbu-bumbu bakmi, pengunjung lain yang lagi makan dengan lahap, mangkok bakmi yang bergambar ayam, tempat tissue gulung (yang isinya sering abis itu), tempat plastik di mana sumpit kayu dan sendok kuah berhimpitan… Semuanya begitu familiar buat bebek.

Mungkin hal-hal di atas terasa sepele buat orang lain. Tapi bagi bebek yang tumbuh besar sambil makan bakmi, tempat dan suasana seperti itu mungkin menjadi kesan yang tidak akan pernah terlupakan.

Di tempat seperti itulah bebek kecil yang masih TK makan bakmi bersama mama bebek sepulang sekolah. Di tempat seperti itu juga bebek merayakan berbagai peristiwa penting dan tak penting seperti hari pengambilan rapot, pagi terakhir di Jakarta sebelum berangkat ke Singapur ataupun sekedar mengajak teman atau saudara sambil sesekali meyakinkan mereka kalau bakmi ini memang paling enak sedunia.

Bebek percaya setiap bakmimania mempunyai ritual khusus sebelum dan ketika memakan bakmi. 🙂

Ritual bebek adalah sebagai berikut (Ritual untuk makan bakmi langganan bebek):
1. Bengong2 ketika menunggu bakmi dan kuah

2. Ambil dan lap sendok dengan tissue ketika kuah datang, lalu taruh tissue di meja (sebagai tatakan untuk membuang benda-benda yang tak diinginkan seperti kulit ayam ataupun daun bawang yang terlalu banyak)

3. Ambil sumpit setelah bakmi mendarat di meja

4. Singkirkan benda-benda yang menghalangi bakmi dan makan bakmi “rasa asli” untuk beberapa saat

5. Setelah itu baru ambil cabe yang tersedia (C-A-B-E dan bukan saos), ciprat beberapa sendok kecil ke bakmi, aduk rata dengan sumpit, baru makan sampai habis

6. Kuah diseruput secara selang seling (Dan haram hukumnya untuk disiram ke bakmi seperti halnya haram juga untuk bakmi atau sayur dicemplungkan ke dalam kuah)

7. Kuah pasti masih bersisa ketika bakmi sudah lenyap ke dalam perut. Kalau sudah sampai tahap ini, maka bebek akan menyingkirkan mangkok bakmi dan mendekatkan mangkok kuah. Minum kuah dengan perlahan, sendok demi sendok sampai pada tetes kuah penghabisan

8. Last but not least… Minum 1 gelas teh dalam 1 rombongan teguk.

Memakan bakmi yang dibungkus pulangpun kadang menjadi ritual tersendiri. Jika bakmi yang dibungkus lebih dari satu dan ada pesanan khusus (Misal: “Yang dikaretin 2 itu gak pake daon bawang”), kegiatan ngebakmi ini biasanya dimulai dari “ngeributin” bungkusan mana yang punya siapa. Setelah itu diskusi kecil apakah mau minum kuahnya apa tidak (dan siapa yang ambil mangkok dan sendok ke dapur). Terakhir dan yang paling menantang dari makan bakmi yang dibungkus: membuka plastik cabe!!

Jangan kira membuka plastik cabe adalah perkara remeh! Kadang stress ringan bisa menerjang ketika benda bernama gunting tidak bisa ditemukan di mana-mana. Plastikpun terpaksa dibuka dengan cara manual (baca: dengan tangan atau gigi)

Tentang kertas pembungkus yang berwarna coklat itu, dulu (dan sampai sekarang) bebek sering terpesona ketika tukang bakmi melakukan kegiatan origami-melipat kertas pembungkus dengan cepat sebelum dikaretkan.

Dengan segala kesan di atas, sepertinya tidak aneh dan tidak berlebihan kalau bebek lebih suka dengan bakmi-bakmi gerobak itu daripada bakmi franchise yang dijual di tempat yang “megah” yang ber-AC.

Di tempat yang bersih dan necis tersebut, tidak ada lagi suara desisan kompor, suasana terasa kaku dan dingin, bakmi seringkali terasa seperti buatan pabrik, cabenyapun kadang seperti cabe botolan. Bakmi tersebut terasa sudah kehilangan “roh”-nya 🙁

“Roh” suatu makanan mungkin tidak terletak pada makanan itu sendiri. Tapi pada ritual, kenangan dan persepsi kita.

Dalam hal ini, bagi kelompok pro-bakmi gerobak, makan bakmi bukan cuma terasa di lidah. Tapi juga kenangan bagaimana rasanya kumpul bersama keluarga atau teman. Rame-rame pusing cari meja dan tempat duduk. Ada yang bertugas nyolong bangku plastik dari meja sebelah. Ada yang bertugas ngelap-ngelap sendok dan sumpit untuk 1 meja (kalo kerajinan, daripada bengong doang :P).

Bahkan mungkin untuk orang yang merantau ke Jakarta misalnya, di tempat kedai bakmilah mereka serasa “pulang kampung”. Yang dari Medan ya makan bakmi Medan, yang dari Jambi ya makan bakmi Jambi… Ngomong dalam bahasa daerah masing-masing ke tukang bakminya dan kalau hoki ya bisa bertemu dengan teman lama mungkin?

Di kedai bakmi juga orang-orang tua kadang menceritakan tentang kisah pertualangan di dunia bakmi kepada anak-anak mereka. (Dulu Papa waktu masih kecil di kampung sana, pagi-pagi sering diajak pergi makan bakmi di deket pasar. Rasanya bedalah sama bakmi ini, lebih asli di sana. Kalo yang ini mah udah disesuain sama lidah Jakarta. Bla bla bla… Tentunya cerita tersebut dibumbu sana sini untuk membuat anak-anak makin penasaran)

Dengan segala pengalaman dan kenangan seperti di atas, salahkah kami (woloh… kami bo… Ada yang mau ikutan di pihak bebek untuk membentuk kata “kami” ini? 🙂 ) untuk lebih menyukai bakmi gerobak dengan segala suasananya?

Pada saat yang sama, sebagian orang yang lain mempunyai pengalaman yang berbeda dengan bakmi. Karena satu dan lain alasan (Salah satunya alasan untuk yang Muslim, tentu lebih merasa aman untuk makan bakmi franchise yang ada tulisan halal daripada bakmi gerobak yang gak jelas halal haramnya), mereka tidak mempunyai pengalaman dan kenangan bersama bakmi-bakmi “kaki lima”. Bagi mereka yang pro-bakmi franchise, pengalaman dan kenangan mereka mungkin memang hanya terkait pada bakmi-bakmi franchise ini.

pro-bakmi franchise, pro-bakmi gerobak…

Mungkin kita memang hidup di dua dunia yang berbeda 🙂
——————————————————————–

Lalu tulisan bebek direspon oleh peserta milis yang lain. Ia mempertanyakan lebih jauh tentang “Roh” makanan yang bebek jabarkan di tulisan sebelumnya.

Demikian tanggapan bebek:
——————————————————————–

Bagi bebek, salah satu unsur yang membuat bakmi gedungan terasa “asing” adalah suasananya (Selain tentunya struktur bakmi dan cabe yang cenderung “pabrikan”). Dalam hal ini, daku memakai kata “roh”.

“Roh” itu bisa merupakan suasana, cara menyajikan makanan, tata letak bangku dan bentuk meja (yang bisa mempengaruhi bagaimana orang yang makan semeja saling berinteraksi).

Cara sekelompok orang yang semeja berinteraksi di chinese restaurant tentu beda dengan cara berinteraksi di restoran masakan barat misalnya.

Chinese restaurant cenderung pada sayur yang dimakan ramai-ramai. Oleh karena itu biasanya ada kaca yang bisa diputar-putar dan bentuk mejanya bundar. Masakan barat itu dipesan perindividu, oleh karena itu tidak ada masalah jika meja di western restaurant itu berbentuk memanjang.

Kalau bebek merasa “roh” suatu restoran terasa salah, maka tetap saja bebek merasa ada yang janggal walaupun makanan yang disajikan enak.

“Roh” masakan padang bagi bebek adalah tidak ada AC, suhu ruangan (dengan “pendingin” berupa kipas angin), etalase restaurant dengan piring yang bertumpuk2, cara “memilih” sayur dengan cara memakan yang kita mau dan tidak menyentuh sayur-sayur yang tidak kita suka, nasi yang secuil-secuil setiap kali minta tambah dan cara menghitung bon dengan cara melihat sisa-sisa piring (nasi dan sayur) yang ada di meja.

Bagaimana kalau ada restaurant padang yang ber-AC, makan dengan cara memesan terlebih dahulu (baru kemudian sayurnya datang sesuai pesanan), nasi yang diberikan dalam porsi bakulan (seperti rumah makan kuring-kuringan misalnya).

WEW… walaupun makanannya enak atau bahkan lebih enak daripada yang bebek biasa makan. Tetap saja ada sesuatu yang “janggal”.

Contoh chinese restaurant yang “roh”nya kebaratan itu bisa dilihat di “Court Yard” restaurant di Plaza Indonesia. Masakannya enak!!! Tapi terus terang bebek merasa janggal sekali waktu makan di sana. Suasananya remang-remang, interior modern kebarat-baratan, meja berbentuk kotak, lagunya pun kalo gak salah inget waktu itu lagu instrumental barat. Itu chinese restaurant atau cafe buat orang pacaran??

Chinese food itu lebih terasa sreg kalau dimakan rame-rame bersama teman atau keluarga. Sambil ngobrol ketawa-ketiwi (makanya hampir dipastikan chinese restaurant di manapun akan terasa ribut dan penuh dengan suara seperti dengungan lebah).

Mungkin bebek kecerewetan dalam hal ini.

Yah, namanya juga bebek rewel =p
———————————————————————–

Tulisan serupa mengenai kegundahan seseorang pecinta pizza:
http://food.yahoo.com/blog/sliceamerica/579/a-slice-of-heaven-a-history-of-pizza-in-america


Keluarga Kendi

Setelah “Bribet” dan “The Art of Die Da Yao Jing”, kini ada yang namanya: “Keluarga Kendi”! (Atau mau dinamakan: “Ruang Pameran Kebanjiran” juga boleh)

Sila klik di gambar (148 KB only. Ukuran wallpaper desktop):

keluarga-kendi.jpg

Dibuat pake program POV-Ray waktu pelajaran computer graphic 2 tahun yang lalu.