KEZZZZzzzzAAAMMM!!!
Ternyata para ahli tidak cukup merasa puas dengan penurunan status Pluto. Kini mereka juga menghapus nama Pluto sehingga Pluto bukan lagi Pluto!!
Artikel asli dapat dilihat di:
http://www2.kompas.com/ver1/Iptek/0609/12/185937.htm
—————————————————————————
JAKARTA, SELASA – Tidak hanya kehilangan statusnya sebagai planet kesembilan di tata Surya, nama Pluto kini tinggal kenangan. Sejak 7 September, Minor Planet Center (MPC), organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan data mengenai asteroid dan komet di Tata Surya memberinya identitas baru sebagai asteroid dengan nomor 134340.
“Satelit-satelit yang mengelilingi Pluto, yakni Charon, Nix, dan Hydra dianggap satu sistem sehingga tidak diberikan penomoran berbeda,” kata direktur emeritius MPC, Brian Marsden. Namun, ketiganya akan disebut 134340 I, II, dan III.
Penamaan ini merupakan tindak lanjut keputusan Himpunan Astronomi Internasional (IAU) yang mengeluarkan Pluto dari kategori planet yang ditetapkan dalam Sidang Umum IAU. Meski belum didefiniskan secara formal. Pluto dikelompokkan ke dalam kategori planet kerdil bersama asteroid terbesar Ceres, dan Xena yang dipopulerkan sebagai planet kesepuluh saat penemuannya.
Dengan masuknya Pluto sebagai asteroid, sejauh ini ada 136.563 objek asteroid yang telah dicatat MPC. Sebanyak 2.224 objek baru dicatat selama seminggu terakhir dan Pluto merupakan yang pertama.
Xena yang saat penemuannya diberi identitas 2003 UB313 kini juga dikategorikan asteroid dengan nomor 136199. Sedangkan, dua objek baru yang ditemukan di daerah Kuiper Belt yakni 2003 EL61 dan 2003 FY9 disebut asteroid dengan nomor 136108 dan 136472.
Meski demikian, MPC juga mengeluarkan pengumuman terpisah yang menyatakan bahwa pemberian identitas nomor asteroid kepada Pluto dan objek-objek besar dekat orbit Neptunus tidak menghalangi kemungkinan pengelompokan ganda. Misalnya, saat IAU menentukan katalog spesifik astronomi mengenai planet kerdil, objek-objek tersebut mungkin masuk dalam kelompok ini.
tags: Kopas author: bebek rewel comments: 1 Comment
Berita ini masih cukup fresh (Keluar di kompas.com tanggal 9 September juga), tapi daku merasa berita ini cukup menarik untuk dibaca oleh banyak orang.
Walaupun Sumanto bukanlah seorang aktor atau penyanyi (Tapi seseorang yang mempunyai selera makan di luar kebiasaan)Â kompas.com sendiri menaruh artikel ini di bagian… ‘Hiburan’!!
Entah sisi mana yang menghibur dari seseorang yang pernah memakan mayat (Selain itu pernah dilaporkan juga bahwa ketika baru pertama kali masuk tahanan, Sumanto membuat para tahanan lainnya yang satu sel dengannya ketakutan setengah mati. Padahal di antara teman-teman satu selnya tersebut ada juga penjahat kelas berat. Namun mereka semua dibuat tak berkutik di sudut sel sambil melihat Sumanto yang dengan nyantainya makan cicak!!) Mungkin benar juga kalau orang mengatakan bahwa orang Indonesia itu pada dasarnya suka yang sadis-sadis dan ngeri-ngeri.
Bagi yang tidak tahu makanan apakah Debt Collector itu, Debt Collector adalah tukang tagih utang. Kalau dilihat dari banyaknya complain yang masuk ke redaksi yth. kompas, maka biasanya yang didatangi oleh debt collector itu adalah orang-orang yang bermasalah (atau dianggap bermasalah) dengan tagihan kartu kreditnya (baca: tidak bisa/ tidak mau bayar tagihan kartu kredit).
Debt collector itu akan meneror melalui telpon ataupun mendatangi korbannya secara langsung. Karena tugasnya yang harus memaksa orang lain membayar, maka debt collector menjadi identik dengan orang-orang bertampang sangar dan premanisme.
Entah perusahaan atau bank mana yang berniat untuk memperkerjakan Sumanto sebagai debt collector. Tapi menurut bebek, ide ini sangat brilian!!
Sebagai seseorang yang memang sudah “terkenal”, mungkin Sumanto tidak usah teriak-teriak atau melemparkan ancaman seperti halnya debt collector pada umumnya. Dia tinggal bilang, “Permisi Pak, nama saya Sumanto dari bank X. Saya datang ke sini untuk menagih pembayaran hutang anda.” Kalaupun ia tidak dikenali oleh si penghutang, Sumanto tinggal menyodorkan kliping koran yang menceritakan tentang reputasinya sambil melirik si penghutang dari ujung rambut ke ujung kaki, tidak lupa untuk menjilat bibir dengan penuh selera, tanda Sumanto mulai lapar…
Wuih… pasti si penghutang akan ketakutan setengah mati dan segera membayar pada saat itu juga!!
Artikel aslinya bisa diakses di:
http://www2.kompas.com/ver1/Hiburan/0609/08/041807.htm
———————————————————————————
SEMARANG, KAMIS–Anda tentu ingat nama pria satu ini: Sumanto.
Ya, bagaimana tidak, beberapa tahun lalu namanya pernah menggemparkan negeri ini lantaran ulahnya anehnya memangsa mayat manusia. Karena aksinya itu ia jatuhi hukuman kurungan.
Kini hukuman itu hampir usai dilaluinya. Menurut rencana awal November 2006 nanti sang ’kanibal’ ini akan selesai menjalani masa hukuman alias bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Purwokerto, Jawa Tengah.
Hanya saja, belum sampai harapan itu muncul. Penolakan atas kehadirannya justru datang dari warga Desa Pelumutan, tempat Sumanto lahir dan hidup. Mereka menolak kehadirannya bila kelak ia dibebaskan.
Penolakan itu disampaikan Kepala Desa Pelumutan, Cipto Yuwono yang sengaja datang ke LP Purwokerto untuk menyampaikan aspirasi warga mengenai keberatan mereka bila si pemakan mayat manusia itu kembali ke desa asalnya.
Warga khawatir ia mengulangi perbuatannya lima tahun silam. Sialnya, ketakutan serupa tak hanya datang dari warga, kedua orangtua dan keempat adiknya juga merasakan hal sama. Karena itu mereka minta kakaknya yang punya perilaku aneh itu tidak kembali ke rumah.
Syukurlah, warga dan keluarganya boleh saja menolak, tapi toh Sumanto tidak perlu resah. Sebab Kepala LP Purwokerto Kristiadi menyatakan dirinya bersedia menampung dan mempekerjakan Sumanto kelak bebas nanti.
Bahkan kata Pak Kades Pelumutan, ada warga Jakarta yang bersedia menampung dan mempekerjakan Sumanto setelah ia bebas. Sumanto kabarnya akan diberi pekerjaan menjadi penagih utang alias “debt collector”.
Tapi tentunya, keputusan tetap ada pada Sumanto. Tak ada penyataan yang berhasil didapat dari Sumanto berkait hal itu.
Menurut Kristiadi, kondisi kesehatan dan mental Sumanto selama mendekam di LP baik-baik saja. Di mata Kristiadi, sikap dan perilaku sehari-hari Sumanto tak neko-neko. Hubungan dengan para penghuni LP lainnya pun wajar-wajar saja.
Yang justru membedakan Sumanto dengan penghuni LP lainnya, tak lain karena ia punya kepekaan yang luar biasa terhadap keberadaan tikus dan kecoak di sekitar LP.
“Sumanto selalu sukses menangkap tikus dan kecoak yang berkeliaran di sekitar LP, dengan tangan kosong,” ungkap Kristiadi.
Jadi mau pilih mana: Debt collector atau tukang tangkap tikus, To?
tags: Kopas author: bebek rewel comments: 2 Comments
Setelah 76 tahun mengelilingi matahari dengan status sebagai planet, Pluto dipecat dari jabatannya tersebut pada tanggal 24 Agustus 2006 oleh International Astronomical Union (IAU). Sebagai perkumpulan ahli-ahli astronomi sedunia, IAU mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk memberi nama fenomena, bintang, planet dan benda-benda antik lainnya yang melayang bebas di angkasa raya.
Pada konferensi yang berlangsung di kota Praha (Ceko) itu, para ilmuwan akhirnya berhasil membuat kesepakatan tentang definisi planet. Ketiga ketentuannya adalah sebagai berikut:
- Benda langit tersebut haruslah mengorbit mengelilingi bintang, namun benda langit tersebut bukanlah sebuah bintang yang memancarkan sinar
- Mempunyai massa dan ukuran yang cukup besar. Benda langit tersebut haruslah mempunyai gravitasi dan bentuknya mendekati bentuk bulat
- Memiliki orbit yang jelas berbeda (tidak tumpang tindih) dengan orbit benda langit lainnya (Kalo ga salah, istilahnya ‘Clearing the Neighbourhood’)
Benda langit yang memenuhi ketiga syarat di atas akan disebut sebagai ‘Planet’. Jika benda langit tersebut hanya memenuhi syarat pertama, maka ia akan disebut sebagai ‘Small Solar System Body’ (Apa pula terjemahan indonya?) Sementara jika hanya dua syarat pertama saja yang dipenuhi, maka benda langit tersebut akan diklasifikasikan sebagai ‘Planet Kerdil’ (Dwarf Planet).Â
Pluto gagal memenuhi syarat ketiga sebab orbitnya memang agak aneh. Lintasannya yang elips bertumpang tindih dengan orbit planet Neptunus. Orbitnya terhadap matahari juga terlalu melengkung dibandingkan dengan orbit delapan planet lainnnya.
Dengan jumlah planet yang kembali menjadi delapan, sebagian orang merasa sedih dan kehilangan. Salah satu opini yang tercantum di BBCNews.com bagian have your say mengatakan, “Adalah hal yang konyol untuk menurunkan klasifikasi Pluto hanya karena ditemukannya objek-objek langit baru yang berukuran sebanding Pluto.”
Menurut bebek pribadi, agak sedih juga melihat Pluto seakan turun gengsi. Walau sudah pasti Pluto akan menjadi planet kerdil paling terkenal di antara teman-teman sejenisnya, ia seakan menjadi tidak berbeda dengan bongkahan batu besar tak bernama lainnya yang melayang di tata surya kita.
Namun, kita harus menghadapi kenyataan bahwa jika Pluto tetap dianggap sebagai Planet, maka kemungkinan akan ada 50 planet atau lebih di tata surya. Dalam hal ini, kebijakan para ilmuwan untuk menelanjangi Pluto dari gelar planetnya patut mendapat sambutan, setidaknya dari murid-murid sekolah.
JIKA Pluto dan puluhan benda langit sejenisnya dianggap menjadi planet, kebayang gak sih gi mana repotnya anak sekolah untuk menghapal urutan dan nama planet-planet tersebut?
(Berani taroan Indomie kari ayam 1 bungkus. Sebagian besar orang bahkan tidak bisa menyebutkan urutan 8 planet di tata surya kita dengan benar!!)
NB: Dikabarkan bahwa akan ada kongres “tandingan” tahun depan yang diselenggarakan oleh para astronom yang tidak terima akan penurunan status Pluto (alias barisan sakit hati). Tidak dijelaskan apakah kongres tersebut adalah acara resmi IAU atau tidak.
tags: Kedai Bakmi author: bebek rewel comments: 7 Comments
Kalau di artikel sebelumnya diceritakan tentang negara-negara yang centil ngurusin nama warganya, maka bisa hampir dipastikan kalau Filipina bukanlah termasuk dalam deretan negara “rese” tersebut.
Artikel ini diambil dari BBC NEWS tertanggal 14 Januari 2006. Ditulis oleh Sarah Toms.
(Karena ada kesulitan teknis, maka daku terpaksa mengetik ulang artikel ini dari sumbernya di BBC NEWS. Jadi kalau ada typo, bisa dipastikan kesalahan tersebut bersumber dari ketikan bebek yang kurang akurat. Harap kasih tau bebek ya kalau ada yang salah ketik.)
Artikel aslinya bisa dilihat di:
bbcnews.com/2/hi/programmes/from_our_own_correspondent/4609892.stm
Artikel ini merupakan bagian III dari trilogi artikel “Name Game” di bebekrewel.com…
Bagian I klik di sini. (Kopas)
Bagian II klik di sini. (Kopas)
——————————————————————————
Naming a child is often a difficult decision. For many Filipinos, individuality is an important factor, with many choosing unconventional first names. So when the BBC’s Sarah Toms gave birth in the Philippines, could she come up with an original name?
In March, my daughter will be celebrating her second birthday in Manila.
Made in the Philippines and born in the Philippines, it seems only yesterday that I was trying to leave hospital with my newborn.
The nurses had quickly christened her “Miss Philippines” because of her long legs.
But then I discovered that until I came up with a real name and began her birth registration at the hospital, I would not be allowed to leave.
Exhaustion made any decision difficult and I started worrying I would be celebrating her first birthday in the hospital if I did not find a name soon.
‘Ace’ politician
Filipinos place serious importance on finding unique names for their children, most of them injected with a large dose of Philippine humour.
Here, there is nothing ironic about a senator called Joker Arroyo – it is his real name.
Joker Arroyo, who is no relation to the Philippine President Gloria Arroyo, has a brother called Jack but there is no word on any other siblings called Queen or King.
Another politician however, is known as Ace.
Congressman Robert Ace Barbers is always known by his middle name as his two other brothers and late father all share Robert as their first name.
One composite name that has become popular is Luzviminda, taken from the three main regions of the Philippines: Luzon, Visayas and Mindanao.
One writer said it is like being called “Engscowani” for England, Scotland, Wales and Northern Ireland.
In this devoutly Roman Catholic country it is not surprising that many have taken on religious names, but with a Philippine twist.
Take the mayor of Makati, the financial district in Manila.
His name is Jejomar, composed of the first few letters of Jesus, Joseph and Mary.
Catholicism started here with the arrival of the Spanish in 1521 and the colonisation of the Philippines.
Beyond food and architecture, religion is one of the lasting influences of Spanish rule. And that is at the root of the desire to have a unique first name.
Many Filipinos who converted to Catholicism took on surnames with religious references, such as Santos or De la Cruz, for good luck. But this resulted in many people having the same last names.
To solve the problem, the Spanish decided to restrict the surnames of Filipinos to a number of acceptable ones. But with rapidly growing population, it seems there are not enough last names to go round.
Originality
Security experts say that with so many surnames being the same it can take ages to do background checks.
Filipinos encounter their own problems with the country’s notoriously poor records system.
Getting a bank loan or passport can be a nightmare if someone with the same name is wanted for a crime.
With the country ranked as one of the most corrupt in Asia, thousands of Filipinos are forced to walk around with certificates from the National Bureau of Investigation to prove they are not wanted criminals.
So a first name with a bit of individuality can help avoid confusion and cases of mistaken identity.
Because of that I know a Peachy, a Preciosa and even a Bogi. I also know a Boy and a Girlie, names that often come from being the lone son or daughter in a large family.
I even have a female friend called Ken and no one thinks it is odd.
Still, I was taken aback when a famous and middle-aged newspaper columnist asked me to call him Babe.
Cultural misunderstanding
Some of the names are real and some are nicknames, but it is hard to tell them apart.
That brings me to the doorbell names: it is not uncommon to call your little one Bing, Bong, Bong Bong and even Ping and Ting.
Another category is the rock ‘n’ roll name.
How would you feel being christened Led Zeppelin, Mick Jagger or Nirvana?
One journalist friend told me of an interview he had with a Hitler Manila.
Mr Manila, who does not share the Nazi ideology, told him that he was always remembered for his name but it sometimes caused problems.
One time, when he was shooting pool with some visiting Germans, the atmosphere became tense after he wrote his name on the blackboard to reserve the next game.
Order was not restored until he pulled out his driving licence to prove his name really was Hitler.
Still, that experience did not stop him from carrying on the family tradition. His sons are named Himmler and Hess after two of Hitler’s closest associates.
Deliberation
Another friend told me of a couple who named their five daughters Candy, Caramel, Cookie, Peanut and Popcorn.
Scott Harrison, an American businessman here, says he has heard of a woman who gave birth to twin girls on either side of midnight, naming them Sunday and Monday.
Nothing unusual in that – my daughter’s kindergarten teacher is called Wednesday.
So what did I name my daughter?
After much deliberation and temptation to join the Philippine name game, I settled for an old French favourite, Elise.
Elise is not a strange name by any means, but in the Philippines it is as unusual as you can get.
tags: Kopas author: bebek rewel comments: No Comments
Artikel ini merupakan bagian II dari trilogi artikel “Name Game” di bebekrewel.com…
Bagian   I klik di sini. (Kopas)
Bagian III klik di sini. (Kopas)
——————————————————————————Â
Apa arti dari deretan huruf dan angka di atas?
Kode rahasia surat cinta Hitler? Orang parkinson belajar mengetik? Another Da Vinci Code?
Brfxxccxxmnpcccclllmmnprxvclmnckssqlbb11116 (Baca: Albin) merupakan nama yang diberikan kepada seorang bayi laki-laki Swedia yang lahir pada tahun 1991. Anak dari pasangan Elizabeth Hallin dan seorang lelaki tak dikenal ini setidaknya tidak terdaftar secara resmi minimal sampai pada umur 5 tahun (Tahun 1996).
Sebenarnya Brfxxccxxmnpcccclllmmnprxvclmnckssqlbb11116 (nulis namanya pun harus pake fasilitas copy paste =__=” ) sudah dicoba untuk didaftarkan. Hanya saja nama tersebut ditolak mentah-mentah oleh pihak yang berwajib sesuai dengan hukum Swedia yang kira-kira berbunyi sebagai berikut:
First names shall not be approved if they can cause offense or can be supposed to cause discomfort for the one using it, or names which for some obvious reason are not suitable as a first name.
Akibatnya pasangan orang tua nyentrik ini harus didenda sebanyak 5000 kronor.
Tidak terima jika nama anaknya ditolak, pasangan ini lalu mencoba mengubah ejaan nama anaknya menjadi A (juga dibaca: Albin). Lagi-lagi ide tersebut ditolak oleh pihak pengadilan.
Selain Swedia, Jepang juga mempunyai aturan serupa dimana nama anak-anak hanya boleh diambil dari kumpulan huruf kanji resmi khusus untuk pemberian nama bayi (jinmeiyÅ kanji atau dalam bahasa Inggris lazim disebut sebagai “name kanji”). Ketentuan kumpulan nama resmi tersebut diatur oleh kementrian kehakiman. Jika ada orang tua yang bersikukuh untuk mendaftar dengan nama kanji di luar ketentuan tersebut, maka ia akan beresiko untuk diseret ke pengadilan.
Selain kedua negara di atas, Malaysia juga baru-baru ini ikutan rese mengatur-ngatur nama penduduk juniornya. (Bisa dilihat di: http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0607/31/114602.htm)
Kembali ke Brfxxccxxmnpcccclllmmnprxvclmnckssqlbb11116, sayang bebek gagal untuk menelusuri lebih jauh berita tentang perjuangan kedua orang tua Brfxxccxxmnpcccclllmmnprxvclmnckssqlbb11116 tersebut. Bebek juga agak kesulitan untuk membuktikan kebenaran dari kisah anak bernama aneh ini. Tapi sepertinya cerita ini sudah menyebar di dunia maya terutama melalui wikipedia.
Kalau cerita ini benar. Wuih… entah wangsit dari mana yang membuat orang tua Albin bisa mengeja namanya dengan begitu aneh.
Mungkin ada bagusnya juga kalau bebek entar memberi nama anak perempuan bebek: @#&*$#!*%#@*@^%$!! (Baca: Maki-Maki).
Tidak terlalu jelek bukan kedengarannya?
tags: Kedai Bakmi author: bebek rewel comments: 4 Comments