bebek rewel

Men are from Mars, Women are from Venus, Duck is from Earth

Ketika Kompas(.com) Kehilangan Arah

Bagi makhluk hidup seperti bebek yang melewatkan hari-harinya dengan mendalami peran sebagai “seonggok daging dan lemak di depan komputer” (baca: melakukan kebanyakan kegiatan di depan komputer), situs berita online bisa jadi merupakan sumber berita utama.

Untuk kebanyakan pembaca yang mencari berita dengan sudut pandang Indonesia (dan juga berbahasa Indonesia), pilihan mereka biasanya tidak jauh-jauh dari detik.com dan kompas.com, salah dua situs berita online Indonesia yang terbesar. Namun dibalik segala kebesaran namanya, kedua situs berita tersebut makin hari makin sering menunjukkan penurunan kualitas.

Kalau anda biasa menyambangi detik.com, pasti tidak asing lagi dengan judul bombastis yang gak ada nyambung-nyambungnya dengan isi, berita yang terkesan sengaja dipenggal jadi pendek-pendek sehingga pembaca dipaksa untuk membuka banyak judul untuk memperoleh gambaran yang lebih utuh, artikel terjemahan yang akhirnya jadi “lost in translation” atau artikel yang penuh dengan salah ketik.

Lalu bagaimana halnya dengan kompas.com? Mungkin artikel-artikel berikut dapat menggambarkan ketidakjelasan kualitas kompas.com sekarang.

Catatan: Isi diambil dari alamat masing-masing pada tanggal 28 Juni 2009.
—————————————————

Artikel dapat diakses di alamat:
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/13/2049014/ibu.lahirkan.2.ulat

Ibu Lahirkan 2 Ulat

BORONG, JUMAT – Kepala Puskesmas Borong Hilde Gardis Siba, di Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dibuat geleng-geleng kepala alias tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Pasalnya dari bungkusan kain yang diletakkan di atas meja di ruang periksa itu setelah dibuka ternyata berisi dua ulat berwarna cokelat sebesar ibu jari tangan perempuan dewasa.

Kedua ulat yang sudah mati itu dibawa ke puskesmas hari Kamis (12/6), sekitar pukul 13.00 wita. Ulat itu sejenis ulat pohon atau yang berada di bawah tanah dalam bahasa setempat ulat seperti itu biasa disebut poak, sedangkan dalam bahasa Manggarai disebut kinabous.

Ulat itu dibawa oleh Johanes Ndoi (33), warga Dusun Rende, Desa Lembur, Kecamatan Kotakomba, Kabupaten Manggarai Timur. Johanes menyakini ulat itu keluar dari rahim istrinya, Sabina Nona (33). Sabina saat itu juga dibawa ke puskesmas dengan dipapah karena dalam kondisi lemas setelah menjalani proses persalinan .

Johanes membawa dua ulat itu ke puskesmas karena penasaran, dan ingin memastikan apakah memang itu ulat yang keluar dari rahim istrinya. Johanes yakin, istrinya mengandung, dan kemarin telah menjalani proses persalinan. Pasalnya, sejak bulan Agustus 2007 istrinya telah berhenti haid.

Pasangan itu telah sembilan tahun menikah, dan belum dikaruniai anak. Sejak Sabina berhenti haid lambat laun dia merasakan seperti mengandung, dan di dalam perutnya terasa pula ada janin yang bergerak-gerak, dan bertumbuh. Hingga kemarin siang itulah Sabina merasakan mulas di perut, lalu meminta bantuan dukun bayi setempat Eli Jaja. Namun, di luar dugaan yang keluar adalah ulat.

Kejadian itu sulit dijelaskan secara medis, masalahnya proses dikeluarkan ulat itu di desa, bukan di puskesmas. Si ibu pun tak melihat sendiri ulat itu keluar. “Dan kalau melihat dari kondisi fisik ibu juga tak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Sebab kalau memang benar melahirkan, rahim dan payudara yang membesar pasti masih terlihat. Tapi ini terlihat normal-normal saja,” kata Hilde Gardis Siba, Jumat (13/6), yang dihubungi dari Ende, Flores.

Hilde juga menjelaskan, dari kelamin Sabina hanya mengeluarkan darah sedikit, seharusnya jika memang terjadi persalinan biasanya darah yang keluar banyak. Hilde berpendapat, darah yang keluar itu dari proses menstruasi.

“Kalau melihat dari riwayat suami-istri itu memang bisa terjadi, karena merindukan sekian lama kehadiran seorang anak, maka si perempuan ketika berhenti haid merasa yakin hamil, dan perut terasa membesar seperti orang mengandung. Tapi ketika di-USG tak ada janin,” ujar Hilde.

Kejadian ini sulit dipertanggungjawabkan, sebab kejadiannya bukan di puskesmas. Si dukun bayi pun tak ikut ke puskesmas, sehingga belum bisa dimintai keterangannya. “Tapi kalau dari pasangan suami-istri itu mengaku kejadian serupa pernah terjadi tahun 2006,” kata Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Borong Ajun Komisaris Polisi (AKP) Vitalis NH Sobak.
==========================================

Komentar bebek:

Ibu Lahirkan 2 Ulat

Judul bombastis dan tanpa memakai tanda kutip memberikan kesan bahwa kejadian yang disebutkan oleh judul (Ibu Lahirkan 2 ulat) benar-benar terjadi.

Kepala Puskesmas Borong Hilde Gardis Siba, di Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dibuat geleng-geleng kepala alias tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Kayanya yang buat Kepala Puskesmas geleng-geleng tak percaya itu bukan apa yang dia lihat deh (baca: sepasang ulat tak bernyawa), tapi cerita asal-usul tentang ulat tersebut.

Johanes menyakini ulat itu keluar dari rahim istrinya, Sabina Nona (33). Sabina saat itu juga dibawa ke puskesmas dengan dipapah karena dalam kondisi lemas setelah menjalani proses persalinan.

Tidak disebutkan kenapa Johanes bisa “meyakini” kalau ulat itu keluar dari rahim istrinya. Apakah karena menyaksikan sendiri? Kesaksian dari orang-orang yang membantu persalinan?

Johanes membawa dua ulat itu ke puskesmas karena penasaran, dan ingin memastikan apakah memang itu ulat yang keluar dari rahim istrinya.

Lah gi mana pastiin kalau kejadian manusia melahirkan ulat aja sudah gak mungkin? Tar kalau dokternya jawab, “Iya Pak, kemarin istri Bapak memang melahirkan dua ulat, tapi saya yakin ulat yang dilahirkan bukan ulat-ulat ini.” bukannya makin bingung?

Johanes yakin istrinya mengandung, dan kemarin telah menjalani proses persalinan. Pasalnya, sejak bulan Agustus 2007 istrinya telah berhenti haid.

Lagi-lagi cuma berstatus “yakin”.

Pasangan itu telah sembilan tahun menikah, dan belum dikaruniai anak. Sejak Sabina berhenti haid lambat laun dia merasakan seperti mengandung, dan di dalam perutnya terasa pula ada janin yang bergerak-gerak, dan bertumbuh. Hingga kemarin siang itulah Sabina merasakan mulas di perut, lalu meminta bantuan dukun bayi setempat Eli Jaja.

Jadi ada orang yang membantu persalinan? Kenapa tidak melakukan klarifikasi terhadap yang bersangkutan? Kok malah datengnya ke puskesmas?

Namun, di luar dugaan yang keluar adalah ulat.

Jelas diluar dugaan!! KALAU emang kejadian ini benar-benar terjadi.

Kejadian itu sulit dijelaskan secara medis, masalahnya proses dikeluarkan ulat itu di desa, bukan di puskesmas

???
Kalau ulatnya “dikeluarkan” di puskesmas lalu bisa dijelaskan secara medis?
(Udah tau kejadian ini gak jelas, kok masih diberitain yah?)

Si ibu pun tak melihat sendiri ulat itu keluar.

Trus siapa yang bilang kalau ulat tersebut memang dilahirkan oleh sang istri sampai bisa ditulis kalau Johanes meyakini kalau ulat itu keluar dari rahim istrinya? Lagi-lagi gak jelas.

Kejadian ini sulit dipertanggungjawabkan, sebab kejadiannya bukan di puskesmas.

?????????????????????????
Udah tau sulit dipertanggungjawabkan, kok masih ditulis juga jadi berita?
Lagi-lagi alasannya aneh: “sebab kejadiannya bukan di puskesmas”.

Si dukun bayi pun tak ikut ke puskesmas, sehingga belum bisa dimintai keterangannya.

Kalau keterangan belum lengkap dan masih spekulasi, kenapa berita ini diturunkan? Kejar deadline kah?

“Tapi kalau dari pasangan suami-istri itu mengaku kejadian serupa pernah terjadi tahun 2006,” kata Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Borong Ajun Komisaris Polisi (AKP) Vitalis NH Sobak.

Loh-loh-loh. Kok tiba-tiba yang ditanyain pendapatnya itu Kapolsek? Apa gak bingung? Kalau tanya polisi itu ya tentang masalah kriminal kek, tingkat kejahatan kek, lah ini kok ada (ISU GAK JELAS) tentang ibu melahirkan dua ulat malah ditanyain ke polisi? Tar jangan-jangan kalau ada kejahatan kriminal, wartawannya minta pendapat kepala puskesmas lagi.

Kesimpulan: Dari atas sampai bawah gak jelas nilai beritanya di mana.

Pola yang sama juga didapat pada artikel di bawah ini. Perhatikan kalau lagi-lagi berita ini hanya berdasarkan rumor yang berstatus “yakin” (Kata yakin pada artikel bebek beri huruf tebal).
===================================

Artikel dapat diakses di alamat: http://regional.kompas.com/read/xml/2009/06/27/15413277/geger.mayat.bangkit.dari.kubur

Geger Mayat Bangkit dari Kubur

MAROS, KOMPAS.com — Jenazah almarhumah Andi Asriani yang diangkat dari liang kubur, Jumat (26/6) siang kemarin, kembali dimakamkan setelah keluarganya yakin dia tidak bernyawa lagi.

Almarhumah Asriani dimakamkan di pemakaman umum Kassi Kebo yang terletak di Kelurahan Baju Bodoa, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (27/6) sekitar pukul 08.30 Wita pagi.

Jenazah yang sejak kemarin dibaringkan di rumah neneknya, Daeng Sikki, yang tidak jauh dari kompleks pemakaman ini, diantar oleh ratusan warga sekitar dan keluarga almarhumah dari Kota Makassar dan Kabupaten Sinjai.

Semalam keluarga korban yakin dengan anggapan bahwa mayat Asriani bisa hidup kembali. Kabar ini sempat menggegerkan warga sekitar. Untuk itu, pihak keluarga bersikeras menggelar shalat rukyat dan berdoa. “Di atas pukul 23.00 Wita malam, ia akan hidup,” kata Hasna (keluarga), yang meyakini perkataan orang yang dituakan di dalam keluarganya. Namun, beberapa pihak keluarga sudah membacakannya surat Yasin sejak pukul 21.00 Wita malam. Berarti sudah meninggal.

Asriani, yang mengandung enam bulan ini, mengembuskan napas terakhir akibat penyakit komplikasi yang dideritanya. Sebelum meninggal, Asriani sempat dirawat di RS TNI AL Jala Ammari selama lima hari, sejak Jumat (19/6). Dokter setempat mendiagnosis bahwa penyakit yang dideritanya adalah demam berdarah (DBD), ginjal, dan penyakit usus. Hingga harus dirujuk ke RS Stella Maris. Di RS ini dokter menyatakan bahwa Asriani telah meninggal dunia, Kamis (25/6) dini hari.

Sehari penguburannya, warga Makassar dan Maros sempat digegerkan oleh informasi bahwa ibu rumah tangga ini masih hidup.

==============================

Artikel dapat diakses di alamat:
http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/06/27/17053055/di.mata.ti.iran.bakal.jadi.pecundang

Di Mata TI, Iran Bakal Jadi “Pecundang”

OTTAWA, KOMPAS.com — Peranti lunak yang dikembangkan oleh sebuah laboratorium Kanada untuk pengelak sensor online telah diunduh oleh lebih dari 18.000 warga Iran dalam sepuluh hari terakhir. Hal itu dikatakan pengembang Rafal Rohozinski.
   
Dahaga kebebasan online di Iran, di samping di China, Myanmar, dan lainnya, telah menimbulkan penyebaran secara cepat semua rancang teknologi untuk mengatasi hambatan jaringan berita dan sosial kemasyarakatan situs-situs internet. “Ini pernyataan bagi mereka yang haus akses informasi pada saat hal itu dilarang,” kata Rohozinski.
   
Warga Iran yang marah atas hasil pemilihan presiden negaranya yang mengembalikan presiden garis keras, Mahmoud Ahmadinejad, tampil berkuasa kembali, telah menggunakan situs-situs sosial dan media, seperti Facebook, Flickr, dan Twitter, untuk mengomunikasikan dan mengaturnya.
   
Mereka juga menempatkan video-video protes keras pascapemilu dan bentrokan-bentrokan pada situs-situs gabungan video, seperti Youtube. Namun lagi-lagi, Teheran menangkis kembali dengan memblok akses jaringan berita dan sosial situs-situs internet.
   
Psiphon mengatasi ini dengan pukulan ribuan lobang kecil pada dinding komputer, dan membuka jalan-jalan kecil dalam rangka mengakses konten yang diblok.
   
Jika seorang pengguna ingin melihat situs internet berita BBC yang diblok, misalnya, Psiphon memungkinkan mereka menyambung ke tampungan untuk melihat konten. Kalau sensor diputus untuk akses ini, suatu akses baru terbuka, dan selanjutnya.
   
Ini adalah ‘peranti lunak kemanusiaan’, kata Rohozinski, yang baru-baru ini juga membantu membongkar jaringan cyber-spionase bayangan yang sebagian besar berpangkalan di China, yang menginfiltrasi pemerintah dan komputer pribadi di seluruh dunia.
   
Jaringan, yang dikenal sebagai GhistNet itu, menginfeksi 1.295 komputer di 103 negara dan menembus sistem konten informasi sensitif di kantor-kantor politik tinggi, ekonomi, dan media. Demikian dikatakan para periset pada Lab Citizen, Toronto, Maret lalu.
   
Gagasan Psiphon tersebut menggabungkan proyek yang diluncurkan universitas-universitas Toronto, Cambridge, Harvard, dan Oxford untuk melacak sensor internet. “Kami menemukan kurva yang kian tinggi di negara-negara yang ingin mengontrol konten internet,” kata Rohozinski.
   
“Negara-negara otoriter mencatat peningkatan menjadikan internet sebagai alat komunikasi dan satu mode dalam mengatur oposisi, dan karena itu mereka berusaha untuk mengontrolnya,” katanya.
   
“Kecenderungan tersebut merisaukan dan kami mulai mencari jalan untuk menangkis upaya-upaya mereka itu,” katanya.
   
Kontrol Iran tidak setembus China, menurutnya. Namun, Teheran dengan jelas terus meningkatkan sensor online-nya.
   
Sebelumnya, para pemimpin dunia menyatakan kecemasan mereka mengenai kebrutalan Iran dalam menumpas para pembangkang. Kanada, di antara negara yang paling vokal, dengan tegas menolak seruan Iran untuk ’keluar’ dari campur-tangan politik dalam negerinya.
   
Pekan lalu, perwakilan Kanada dilaporkan dicaci-maki oleh Teheran, karena penguasa Iran meyakini dukungan Ottawa terhadap upaya-upaya Rohozinski ’untuk menyebarkan pemberontakan di Iran’ dengan melalui perantinya.
   
Namun, Rohozinski menolak menujukkan peranti lunaknya ke hubungan pemerintah karena klien pertamanya termasuk BBC dan Badan Penyiaran Gubernur AS yang bertanggung jawab atas Voice of America.
   
Kamis lalu, para senator AS berikrar akan membantu oposisi Iran untuk mengalahkan larangan-larangan jaringan berita dan sosial situs-situs internet, di samping mendukung keuangan siaran berita radio yang didukung AS di Iran.
====================================

Ada yang ngerti artikel di atas? 

Penuturan” yang tak jelas dengan tanda koma yang muncul secara acak. Kesannya kaya hasil terjemahan otomatis (Google Translate?) dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.

Konyolnya lagi, berita dengan kualitas bahasa seperti ini kok bisa muncul di kompas.com?

*********Komen dari yuku*********

Benar! Mengenai ini bisa ada referensinya malahan:

Jaringan, yang dikenal sebagai GhistNet itu, menginfeksi 1.295 komputer di 103 negara dan menembus sistem konten informasi sensitif di kantor-kantor politik tinggi, ekonomi, dan media.

Dari http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5jL9ZjvvThSwuDeYE0unEbzkAvrzg

The network, known as GhostNet, infected 1,295 computers in 103 countries and penetrated systems containing sensitive information in top political, economic and media offices

——–

Salah pula, dari GhostNet berubah jadi GhistNet.

Thanks tuk yukhu…!! XD XD XD
Setelah bebek bergugel-gugel ria, akhirnya berhasil mendapatkan artikel dalam Bahasa Inggris yang struktur artikelnya sangat mirip dengan struktur artikel yang disajikan kompas.com. Berikut ini bebek kopas perparagraf untuk “disandingkan langsung” dengan artikel kompas.com.

———————————————-

Artikel dapat diakses di alamat: http://technology.inquirer.net/infotech/infotech/view/20090628-212781/Software-helps-Iranian-dissidents-connect

Software helps Iranian dissidents connect

By Michel Comte
Agence France-Presse
First Posted 02:45:00 06/28/2009

OTTAWA–Software developed by a Canadian lab to circumvent online censorship has been downloaded by more than 18,000 Iranians in the last 10 days, says its developer Rafal Rohozinski.
———-
OTTAWA, KOMPAS.com — Peranti lunak yang dikembangkan oleh sebuah laboratorium Kanada untuk pengelak sensor online telah diunduh oleh lebih dari 18.000 warga Iran dalam sepuluh hari terakhir. Hal itu dikatakan pengembang Rafal Rohozinski.

A thirst for online freedom in Iran, as well as in China, Myanmar and other authoritarian hotspots, has led to a sudden proliferation of all technologies designed to overcome curbs on news and social networking Internet sites.

“This speaks to the hunger for access to information when it’s being denied,” Rohozinski told AFP.
———-
Dahaga kebebasan online di Iran, di samping di China, Myanmar, dan lainnya, telah menimbulkan penyebaran secara cepat semua rancang teknologi untuk mengatasi hambatan jaringan berita dan sosial kemasyarakatan situs-situs internet. “Ini pernyataan bagi mereka yang haus akses informasi pada saat hal itu dilarang,” kata Rohozinski

Iranians angered by the results of the country’s presidential election that returned hardline incumbent President Mahmoud Ahmadinejad to power have been using social and media sites such as Facebook, Flickr and Twitter to communicate and organize.
———-
Warga Iran yang marah atas hasil pemilihan presiden negaranya yang mengembalikan presiden garis keras, Mahmoud Ahmadinejad, tampil berkuasa kembali, telah menggunakan situs-situs sosial dan media, seperti Facebook, Flickr, dan Twitter, untuk mengomunikasikan dan mengaturnya.

They have also been posting videos of violent post-election protests and clashes to video-sharing sites such as YouTube.

But more and more, Tehran has fought back by blocking access to news and social networking Internet sites.
———-
Mereka juga menempatkan video-video protes keras pascapemilu dan bentrokan-bentrokan pada situs-situs gabungan video, seperti Youtube. Namun lagi-lagi, Teheran menangkis kembali dengan memblok akses jaringan berita dan sosial situs-situs internet.

Psiphon overcomes this by punching thousands of tiny holes in computer firewalls and opening new pathways in order to access blocked content.
———-
Psiphon mengatasi ini dengan pukulan ribuan lobang kecil pada dinding komputer, dan membuka jalan-jalan kecil dalam rangka mengakses konten yang diblok.

If a user wishes to view a blocked BBC News website, for example, Psiphon enables them to link to a proxy to view the content. If censors shut down this access, a new access window opens up, and so on.
———-
Jika seorang pengguna ingin melihat situs internet berita BBC yang diblok, misalnya, Psiphon memungkinkan mereka menyambung ke tampungan untuk melihat konten. Kalau sensor diputus untuk akses ini, suatu akses baru terbuka, dan selanjutnya.

It is “human rights software,” said Rohozinski, who also recently helped uncover a shadowy cyber-espionage network based mostly in China that had infiltrated government and private computers around the world.
———-
Ini adalah ‘peranti lunak kemanusiaan’, kata Rohozinski, yang baru-baru ini juga membantu membongkar jaringan cyber-spionase bayangan yang sebagian besar berpangkalan di China, yang menginfiltrasi pemerintah dan komputer pribadi di seluruh dunia.

The network, known as GhostNet, infected 1,295 computers in 103 countries and penetrated systems containing sensitive information in top political, economic and media offices, researchers at Toronto’s Citizen Lab said in March.
———-
Jaringan, yang dikenal sebagai GhistNet itu, menginfeksi 1.295 komputer di 103 negara dan menembus sistem konten informasi sensitif di kantor-kantor politik tinggi, ekonomi, dan media. Demikian dikatakan para periset pada Lab Citizen, Toronto, Maret lalu.

The idea for Psiphon emerged out of a project launched by Toronto, Cambridge, Harvard and Oxford universities to track Internet censorship.

“We found an exponentially rising curve of countries seeking to control content on the Internet,” Rohozinski explained.
———-
Gagasan Psiphon tersebut menggabungkan proyek yang diluncurkan universitas-universitas Toronto, Cambridge, Harvard, dan Oxford untuk melacak sensor internet. “Kami menemukan kurva yang kian tinggi di negara-negara yang ingin mengontrol konten internet,” kata Rohozinski.

“Authoritarian states are increasingly taking note of the Internet as a communication medium and a mode of organizing opposition, and therefore they’re going out of their way to try to control it,” he said.
———-
“Negara-negara otoriter mencatat peningkatan menjadikan internet sebagai alat komunikasi dan satu mode dalam mengatur oposisi, dan karena itu mereka berusaha untuk mengontrolnya,” katanya.

“The trend was worrisome and so we started on a way to counter these efforts.”
———-
“Kecenderungan tersebut merisaukan dan kami mulai mencari jalan untuk menangkis upaya-upaya mereka itu,” katanya.

Iran’s controls are not as pervasive as China’s, he noted, but Tehran is clearly stepping up its online censorship.
———-
Kontrol Iran tidak setembus China, menurutnya. Namun, Teheran dengan jelas terus meningkatkan sensor online-nya.

Of late, world leaders have expressed growing concern over Iran’s brutal crackdown on dissidents. Canada has been among the most vocal, outright rejecting Iran’s call to “stay out” of its internal politics.
———-
Sebelumnya, para pemimpin dunia menyatakan kecemasan mereka mengenai kebrutalan Iran dalam menumpas para pembangkang. Kanada, di antara negara yang paling vokal, dengan tegas menolak seruan Iran untuk ’keluar’ dari campur-tangan politik dalam negerinya.

Last week, Canada’s charge d’affaires was reportedly berated by Tehran over what Iranian authorities believed was Ottawa’s support for Rohozinski’s “efforts to spread insurrection in Iran” with his software.
———-
Pekan lalu, perwakilan Kanada dilaporkan dicaci-maki oleh Teheran, karena penguasa Iran meyakini dukungan Ottawa terhadap upaya-upaya Rohozinski ’untuk menyebarkan pemberontakan di Iran’ dengan melalui perantinya.

Rohozinski denied any direct government ties, but his first clients include the BBC and the US Broadcasting Board of Governors responsible for Voice of America.
———-
Namun, Rohozinski menolak menujukkan peranti lunaknya ke hubungan pemerintah karena klien pertamanya termasuk BBC dan Badan Penyiaran Gubernur AS yang bertanggung jawab atas Voice of America.

On Thursday, US Senators vowed to help Iran’s opposition defeat restrictions on news and the social networking Internet sites, as well as boost funding for US-backed radio news broadcasts into Iran.
———-
Kamis lalu, para senator AS berikrar akan membantu oposisi Iran untuk mengalahkan larangan-larangan jaringan berita dan sosial situs-situs internet, di samping mendukung keuangan siaran berita radio yang didukung AS di Iran.

“We want the Iranian people to be able to stay one step ahead of the Iranian regime, getting access to information and safely exercising freedom of speech and freedom of assembly online,” said Independent Senator Joe Lieberman.
———-
Tidak ada terjemahan untuk paragraf ini.

4 Comments

  1. Comment by yuku on June 28, 2009 10:54 pm

    Benar! Mengenai ini bisa ada referensinya malahan:

    Jaringan, yang dikenal sebagai GhistNet itu, menginfeksi 1.295 komputer di 103 negara dan menembus sistem konten informasi sensitif di kantor-kantor politik tinggi, ekonomi, dan media.

    Dari http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5jL9ZjvvThSwuDeYE0unEbzkAvrzg

    The network, known as GhostNet, infected 1,295 computers in 103 countries and penetrated systems containing sensitive information in top political, economic and media offices

    ——–

    Salah pula, dari GhostNet berubah jadi GhistNet.

  2. Comment by Nursalam AR on June 29, 2009 4:16 pm

    Hehe…top investigasinya! Baca tulisan ini ada geli, prihatin sekaligus jengkel. Campur aduk deh. Yah, KOmpas.com memang perlu konsumen kritis seperti Mas Bebek ini agar tetap valid dalam menyajikan berita.

    Thanks for sharing!
    ———————————-

    Er… Daku bebek betina ^^;
    Bebek adalah bebek! Tanpa Mas, Mbak, Bu, Pak, Tante, Om, dll.

    (bebek)

  3. Comment by Indri on August 9, 2009 11:20 am

    Pertama baca artikel ttg Iran tadi, saya kira saya yang bodoh, kok nggak ngerti isinya sampai2 nggak jadi saya baca karena kepala mulai panas. Ternyata saya bukan manusia bodoh melainkan ‘bebek’ (mudah2an bukan yang bodoh hehehe…). Thanks for sharing!

  4. Comment by green anime on August 10, 2009 4:52 pm

    Good job!

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Leave a comment