bebek rewel

Men are from Mars, Women are from Venus, Duck is from Earth

Bergaya Ala Buaya

Membedakan sesuatu yang mirip memang sulit. Seperti pasangan kembar identik di bawah ini misalnya:

kaczynski-twins.jpg

Presiden Polandia Lech Kaczynski (kanan) bersalaman dengan saudara kembarnya, Jaroslaw (kiri), yang menjabat sebagai Perdana Menteri Polandia.
Foto diambil disaat perayaan hari kemerdekaan Polandia di Warsawa tertanggal 11 November 2006.

Pasangan kembar ini bukanlah sembarang kembar. Yang satu adalah Presiden Polandia, Lech Kaczynski, dan yang satunya lagi adalah Perdana Menteri Polandia, Jaroslaw Kaczynski. Mirip sekali bukan? Entah apakah pernah ada wartawan yang tertukar-tukar saat mewancarai mereka (Atau pernahkah kembar yang satu menggantikan tugas kenegaraan dari kembar lainnya? Itu loh… Seperti cerita yang di buku-buku novel…). Daku sendiri belum tahu bagaimana cara membedakan mereka(And duck guess their mom is very-very-very proud of them =)) ).

Eniwei, berikut ini ada tulisan yang memberi tips bagaimana mengidentifikasi buaya Perancis dan buaya Hong Kong. Gak penting emang kedengarannya. Tapi ya kita harus tetap menghargai setiap usaha untuk menjelaskan perbedaan dari setiap benda terlihat mirip. Sayang tidak mengupas bagaimana membedakan antara buaya darat dan bukan buaya darat.

Ditulis oleh matkopling.

Di bawah ini adalah versi yang sudah diedit supaya lebih memenuhi kelayakan sebagai artikel yang berdiri sendiri di bebekrewel.com
—————————————————————————————-

Buaya. Di indonesia bukan saja berarti kadal raksasa, tapi bisa juga sebagai julukan untuk lelaki yang doyan main cewek. Reptil ini dalam dunia bisnis, khususnya fashion, ternyata berarti mesin uang. Sejauh yang saya ketahui paling tidak ada tiga brand terkenal yang menggunakan buaya sebagai logo atau trade mark nya, yaitu “Crocodile”, “Lacoste” dan yang terakhir adalah “Crocs”.

Lacoste adalah produk Perancis yang berasal dari nama seorang pemain tenis asal Perancis, Rene Lacoste. Asal muasal gambar buaya pada produk-produk Lacoste itu bukan karena si Rene ini buaya darat seperti Tommy Soeharto, tapi gara-gara dia pernah main tenis demi hadiah sebuah tas kulit buaya. Sedangkan Crocodile adalah brand yang dimiliki oleh Crocodile Garments yang didirikan oleh engkoh Chan Sun, perusahaan garment raksasa asal Hongkong.

Kedua produk ini menggunakan logo yang sangat mirip, yaitu buaya yang sedang mangap dengan buntut melengkung diatas. Gambar buayanya bener-bener mirip, mulai dari postur gendutnya si buaya, sudut mangap mulutnya, hingga lengkungan ekornya nyaris tak ada bedanya. Tapi ada perbedaan signifikan yang jarang diketahui orang awam.

Mau tau bedanya? Tentu saja mau.

Buaya Perancis menghadap ke kanan, sedangkan buaya Hongkong menghadap ke kiri. Jika anda membeli produk Lacoste tapi buayanya menghadap ke kiri, sudah pasti itu Lacoste yang dibuat oleh pabrik milik Bu Aya, istrinya Pak Aya yang berasal dari Rancabuaya. Kalau saya perhatikan, secara umum barang-barang merek Lacoste lebih mahal daripada Crocodile. Jadi kalau mau adu gengsi, belilah buaya yang ‘benar’ alias *right*-faced Crocodile. =)

Tapi barang-barang merk Crocodile pun tidak termasuk murah. Untuk beberapa produk sejenis (sepatu atau jaket misalnya), merk Crocodile bisa sama mahalnya dengan merk Lacoste. Entah kenapa mereka malah adu mahal. Saya jadi inget teori antimarketingnya Kafi Kurnia yang kurang lebih berbunyi “Kalau produk anda nggak laku di pasaran karena kalah murah, maka mulailah dengan strategi adu mahal”. Memang sebagian besar konsumen kadang-kadang lebih “comfort” kalau pake produk yang lebih mahal, nggak peduli kualitasnya sama atau bahkan lebih jelek dari produk yang lebih murah. Apalagi yang namanya fashion, seringkali gengsi ditempatkan diatas segala-galanya.

Kalau di habitat aslinya buaya-buaya itu biasa adu kekuatan untuk menunjukkan supermasinya, ternyata di dunia bisnis para buaya ini juga begitu, berantem melulu. Lacoste dan Crocodile Garments sudah lama bertarung di pengadilan gara-gara soal logo ini. Logo Lacoste diciptakan tahun 1933, sedangkan logo Crocodile diciptakan thn 1952. Crocodile produk Hongkong, Lacoste produk Perancis. Kira-kira siapa yang meniru siapa rasanya sih kita semua sudah punya perkiraan yang sama. =) Akhirnya pengadilan memutuskan Crocodile harus ganti logo.

Sekarang Crocodile menggunakan logo dengan gambar buaya yang tidak lagi mirip Lacoste. Logo baru Crocodile adalah buaya yang agak nungging dengan buntut naik dan melengkung. Tetap menghadap ke kiri. Para zoologist ada yang usil “Emangnya buaya bisa ngangkat buntutnya kayak gitu?”.

lacoste-crocodile.jpg

(Atas) Logo Crocodile yang digugat Lacoste
(Tengah) Logo Crocodile yang “baru”
(Bawah) Logo Lacoste

Logo Lacoste juga tidak lepas dari orang-orang usil “You punya logo koq aneh? Kesannya ada lidah berwarna merah disitu. Padahal kan buaya tidak punya lidah?” Tapi para bussinesman itu masa bodo. Mau buntutnya ngaco kek, mau berlidah kek, pokoknya produk gue laku, lu mau ape?

Brand Crocodile dan Lacoste sudah lama dikenal orang. Produknya dari celana kolor, baju, jaket, sepatu, kacamata, hingga jam tangan, dsb. Sedangkan Crocs yang baru-baru saja namanya melejit (didirikan tahun 2002) lebih konsentrasi jualan alas kaki saja (Walaupun akhir-akhir ini mereka jualan baju juga). Kadang saya bisa memahami kenapa barang-barang dengan merk Crocodile atau Lacoste itu mahal. Salah satunya karena bahan bakunya memang berkualitas tinggi, selain brand image yang memang sudah mengakar kuat.

Buaya Amerika, si Crocs, emang nasibnya luar biasa bagus. Hanya dalam beberapa tahun saja sudah bisa jadi salah satu raja buaya di planet ini. Buaya asal Colorado ini tidak perlu ribut-ribut dengan buaya Perancis dan buaya Hongkong karena logo buayanya laen sendiri, yaitu cuman kepalanya doang yang nongol dari balik tembok (?). Sambil tersenyum pula! Mungkin dia senang melihat dua buaya lainnya berantem di pengadilan.

crocs.png

Begitu melihat sepatu merk Crocs, saya benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana mungkin sepatu yang terbuat dari semacam polymer itu harganya bisa sekitar Rp 400 ribu sepasang? Di Indonesia, harga sendal Crocs yang termurah itu sekitar Rp 380 ribu. Belum termasuk ongkos parkir dan makan siang. Ya, dibandingkan dengan model, brand image, maupun kualitas bahannya, sepatu (atau sandal) merk Crocs memang harganya 100 kali lebih gila dari orang paling gila di rumah sakit gila. Tapi bukan orang Indonesia kalau ngga tergila-gila dengan barang gila. Di sini produk Crocs tetep banyak pembelinya.

Model Crocs yang populer adalah tipe “beach”, bentuknya kayak sepatu sandal yang depannya bolong-bolong, mirip sendal karet emak-emak yang biasa dipake ke toilet. Jika anda ingin terlihat kaya (tapi rada bego), jangan beli sendal Crocs model yang lain. Belilah model “beach” karena hanya model itulah yang dikenal sebagai Crocs. Crocs is beach, beach is Crocs, both are stupid.

Menurut sejarahnya, sepatu sendal model beach itu memang awalnya hanya dipake di tempat-tempat spa. Bagi saya sih model itu nyaris ngga ada istimewanya. Sungguh! Model alas kaki Crocs itu aneh sekali (Kalau tidak mau dikatakan auzubilahiminasaitonirozim jeleknya). Bahannya juga sangat terlihat murahan, hanya terbuat dari satu macam bahan semacam karet busa yang nama kimianya ethylene vinyl acetate (eva). FYI, salah satu fungsi eva adalah sebagai bahan utama untuk membuat lem batangan (hot glue) yang dipanaskan oleh semacam pistol pemanas (glue gun). Jadi kalo anda kehabisan lem, anda bisa panaskan sendal Crocs anda.

Sebagian besar model alas kaki Crocs itu tanpa sambungan, tanpa jahitan, variasinya hanya bolong-bolong doang di sana sini. Yang bikin saya lebih terperanjat lagi, pada sepatu itu jelas-jelas tercetak (embossed) “Made in China”, bukan “Made in the moon” atau “Made by the Pope” atau “Made in USA by George Bush when he told his soldiers to bomb Iraq”. ternyata memang produk Crocs sebagian besar dibuat di China.

Di sebuah dept store terkemuka, saya sempat menimang-nimang sepatu itu. Bukan mau beli, cuman pengen tau aja kelebihannya apa sih kok sepatu jelek yang modelnya sangat sederhana harganya bisa semahal itu? Saya baca brosurnya. Hanya disebutkan kurang lebih bahwa pake sepatu itu sangat nyaman, anti bau dan sangat ringan. Saya mencari-cari kalimat “Sendal resmi astronot NASA”, tapi kalimat itu tidak ketemu.

Bagi saya, harga Rp 400 ribu untuk sepasang sendal karet untuk ke toilet memang keterlaluan. Saya kira semua “kelebihan” yang tercantum di brosur itu ada pada sandal jepit merk Swallow yang harganya ngga sampe 10 ribu sepasang.

Jadi apa dong kelebihannya?

Nah itu dia. Jika pakai sepatu sandal Crocs, kelebihannya adalah anda akan terlihat lebih gila dari yang lainnya.

BTW, ternyata bukan cuman saya yang terheran-heran dengan sendal gila ini. Seorang blogger sampe bela-belain bikin blog bernama ihateCrocs.com yang isinya segala sesuatu yang menyebalkan dengan sendal Crocs. Dia malah bikin T-shirt anti Crocs yang bergambar sepatu khas Crocs yang lagi digunting.

Tapi bagaimanapun juga harus diakui, buaya memang identik dengan gaya.
—————————————————————

Catatan: Walau di tahun 2003 buaya Perancis (baca: Lacoste) berhasil mengalahkan buaya Hongkong (baca: Crocodile) di pengadilan, tapi ternyata Lacoste masih jauh dari menyandang gelar sebagai “buaya paling sakti di jagad raya”!

Setelah bertempur selama kurang lebih 3 tahun di pengadilan (tahun 2004 sampai tahun 2007), Lacoste dikalahkan oleh seekor buaya dari Inggris. Yang membuatnya semakin terlihat menyedihkan, lawannya kali ini juga bukanlah sebuah perusahaan raksasa, tapi hanya sebuah klinik dokter gigi! Kalahnya 2 kali pula… (Lacoste kalah juga di pengadilan banding)

buaya-dentist.jpg
Lalu apa alasan duet dokter gigi Simon Moore dan Tim Rumney memilih lambang buaya?

Karena buaya adalah reptil yang terkenal sebagai reptil yang bergigi banyak.

Dan “terbukti” dengan bekal gigi yang “kuat dan sehat”, buaya Inggris berhasil memberi pelajaran kepada buaya pesolek dari Perancis.
————————————————

Link berita tentang Lacoste Vs Dokter Gigi:
http://uk.reuters.com/article/domesticNews/idUKL0359387720080103

Link berita tentang Lacoste Vs Crocodile:
http://edition.cnn.com/2003/BUSINESS/10/31/crocodile.logo/

15 Comments

  1. Comment by steve on January 4, 2009 7:18 pm

    hey,
    kayaknya kasihan banget ya elo ngejelek2in merk CROCS.
    kalo emang elo ga sanggup ato ngatain itu ga worth it,
    ya udah. elo aja sana. pake sendal favorit lo yang ahrganya 20ribuan tapi bagus dan keren.
    so, lo ga perlu kan capek2 bikin komentar negatif buat sepatu CROCS.

  2. Comment by taThaa on January 4, 2009 7:22 pm

    hallo..
    kamu gk suka sm crocs y?
    pd awalna, aku jg gk suka. menurut ak, model na it loh tralu childish.
    tp flipflop crocs ternyata lucu2 jg. d pakena jg enak. malah, aku beli n ak gk nyesel. skrg ak puny 4 pasang sendal crocs macem2 modelna.
    jd menurut ak, kamu t sentimen sm crocs bkn gr2 km tau jelas sgl ttg crocs, tp emang..
    km kere.

  3. Comment by ujang on May 7, 2009 12:54 pm

    sandal crocssandal mahal ngga sesuai dengan kondisi makro di indonesia

  4. Comment by ujang on May 7, 2009 12:57 pm

    lihat donk orang susah makin sengsara, ee kita malah mau2nya beli (Cuma) sandal yg mahal, please donk sense of humanity, sense of crisis, sense of ETC…

  5. Comment by bogel on September 11, 2009 7:25 pm

    gw setuju ama bebek…

    duit 400rb cuma bt di injek2… lol..
    mending buat sedekah…

    gw lebih prefer pake sandal swalow seharga 7 rb perak, mo dibilang kere kek, org desa kek…

    salam kenal ya bek..
    ————————-

    Itu yang tulis bukan bebek ^^;
    tapi matkopling (rekan 1 milis)

    (bebek)

  6. Comment by bogel on September 11, 2009 9:52 pm

    wah gw bacanya kurang jeli juga… ato terlalu semangat baca ampe ga ngeliat detil penulisnya…
    sory bek…

    baru hari ini masuk ke bebekrewel.com itupun dari hasil cari wallpaper doraemon di gugel, sampai akhirnya nyasar ke sini…

    dari pagi baca bebekrewel.com… asyik juga…

    di tunggu ya artikel yg ngawur lainnya…

  7. Comment by Boedoex on December 8, 2009 9:52 pm

    waaalaah…. emang pake swallow bearti kere ya? blon tentu bosss. g pake sendal bata asli indonesia gak kere tuh… g punya sepatu crocodile juga lacoste tp klo crocs emang gila tuh…. setuju g ma moderatornya… hehehe… peace…

  8. Comment by indira on January 9, 2010 3:55 pm

    wakakakakakakkkkk,…:-)),..ngakak gw bacanya,..emang gila ya tu crocs,..gw emng punya yang asli beli di conter cina harganya jauh beda dgn yg di Indonesia,..emng org kaya2 di indonesia rada bego kalo beli crocs di mall sepatu gituan aja harganya mahal bgt,..kalo dipake emng nyaman tapi tergantung tipenya apa,..yg asli jg ada kok yg bikin lecet,…mending beli yg di Bata aja jg nyaman,…gw punya yg asli cuman penasaran aja sama yg namanya crocs itu kesannya PD n berasa org kaya kalo pake crocs,..wkwkwkkw,..padahal sih yg pake swalow bisa jadi lbh kaya dr yg pake crocs,….wkwkwkwkkw….:-)),Beli barang merk di mall itu cuman ngeboongin org kaya yg rada bego,….;-)),….nyasar di blog ini cos lg nyari crocs buat anak gw biar bisa dipamerin sama temen2nya,..wkwkwkwkkk…:-))

  9. Comment by cira on January 27, 2010 12:01 am

    pake crocs atau ngga, pake lacoste atau crocodile.Hidup itu adalah pilihan! MAU PAKE SILAHKAN, MAU NGGA JUGA SILAHKAN.yANG PENTING TIDAK SALING GONTOK GONTOKAN, saling hina, dan berantem ga jelas.Peace everyone….

  10. Comment by amelia chandra on March 16, 2010 8:06 pm

    mngkin skg crocs tu lg tren..gw jg awal nya gak tll suka ama crocs..tp klo dipikir lg kren jg tuh crocs…gak usah ngehina sampai sgitu nya kaleee…

  11. Comment by untitled on March 21, 2010 1:19 am

    sumpe bro..gw bca artikelmu ketawa pe ngakak..lo gda org mah pe guling2..:D

  12. Comment by dondong on July 21, 2010 9:28 am

    Hahahaha….. ane nonton dulu ah…

  13. Comment by denz on September 17, 2010 9:34 pm

    wkk..kk..kk… keren & lucu uLasannya,, emang bener ngeHeranin nih sandaL, uraiannya ngoCol abis,, gwa setuju ama penulisnya, gila nih sendal apa istimewanya ya?.. tapi terus terang ko gwa malah jadi pengen beli nih, besok rencan beli ah weh.he.he.he…

  14. Comment by inonk on October 22, 2010 6:15 pm

    wkwkwkwkwk….keren bahasan ny….jujur, pas sepatu/sendal crocs nge trend gw penasaran nyari kelebihan nya apa, mpe tu sepatu di jual mahal bgt….y walaupun gw ga mampu beli tu sepatu/sendal akhirnya gw cm bisa beli yg Rp 29.900,- n bukan merek crocs tp mnurut gw kelebihan nya lebih baik dr crocs….trnyata sepatu/sendal yg gw beli tu wangi blueberry n stiap gw pake pasti kaki gw jd wangi….hehehehe….

  15. Comment by olivia on September 25, 2011 11:14 am

    crocs tuh .. enak dipake, empuk. gw aja pake malindi 2 tahun baru ganti karena udh kekecilan. padahal pas pertama beli emang udh kecil. karena crocs itu kan dari karet jadi mengikuti bentuk kaki yang make. crocs jg gampang dibersihin. disikat pake sabun langsung kayak baru lagi. puas deh pake crocs. mahal sih iya, tapi kan cocok dipake di acara apa aja dan awet lagi.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Leave a comment