All You Can Read (as Long as You are Standing)
Kegemaran bebek yang paling besar adalah membaca. Buku yang pernah bebek bacapun bermacam-macam. Mulai dari majalah pria, majalah wanita, (sayang belum pernah ketemu majalah waria), majalah anak-anak, majalah hobi, novel, komik, buku umum, resep masakan, koran, dll dll. Walau begitu, bebek tidak merasa semua buku patut untuk dibeli.
Atas nama kepelitan dan budget terbatas, bebek menolak untuk membeli komik dan memilih untuk numpang membaca saja (Kalau di Sing ya lebih memilih untuk mencoba mencari buku-buku bacaan di perpustakaan). Satu-satunya komik (terbitan Elex media komputindo) yang bebek beli mungkin cuma Jurrasic Park, dibeli jaman masih SD, di kantin sekolah.
Mempertimbangkan hal-hal di atas, patutlah bebek mengucapkan terima kasih kepada beberapa toko buku (baca: Gramedia) yang menerapkan kebijakan “all you can read as long as you are standing” (harap jangan protes kalimat inggris ini) terhadap buku-buku komik.
Sebenarnya bebek agak bingung dengan kebijakan yang satu ini. Apakah memang benar efektif untuk membiarkan para free rider (seperti bebek) untuk membaca gratis komik-komik tersebut? Kebijakan membaca buku gratis KATANYA malah membuat para pengunjung membeli buku lebih banyak (Tapi kok bebek gak ada niat untuk beli komik yang bebek baca ya?). Memang sih ada fenomena-fenomena (pake kata fenomena supaya lebih intelek aja :P) tertentu yang bebek perhatikan saat sedang numpang baca.
Salah satu skenario yang paling sering adalah sebagai berikut: Orang tua mencari buku di bagian lain, misal: buku masak, buku umum atau buku apapun. Anaknya yang masih kecil dilepaskan begitu saja untuk membaca buku komik. Setelah orang tua selesai memilih buku untuk dibeli, maka ia menjemput anaknya di bagian buku komik. Namun karena komik yang dipegang belum selesai dibaca, maka sang anak akan memprotes kalau diajak pulang (tentunya kadang disertai dengan rewelan berbentuk teriakan atau pura-pura nangis). Orang tua yang pusing ngebujuk anaknya untuk pulang akhirnya menyerah kepada keinginan anak, “Ya udah. Beli aja bukunya, ntar baca di rumah!” (Dalam kasus tertentu, bahkan ada beberapa anak yang langsung mengambil beberapa buku komik dengan argumen bahwa buku-buku tersebut belum sempat dibaca!)
Jadi, apakah kebijakan “all you can read as long as you are standing” adalah kebijakan yang efektif? Entahlah. Bebek tinggalkan hal ini untuk penilaian para pembaca…
———————————————————————————
Bersambung ke bagian ke dua, Tata Krama Membaca Gratis Ala Bebek
4 Comments
Comments RSS TrackBack Identifier URI
Leave a comment
akhirnya bebek nonggol lagi =D.. rinduuu ^^.. hahaha.. Welcome back!
Cicak juga sering baca buku di gramedia.. malah biasanya wkt smu, minggu pagi2 di anterin ke gramed, trus ampe malam baru dijemput lagi ^^; seneng ketemu teman seperjuangan =D
efektif lho…. soalnya aku suka ragu untuk beli kalo belom liat isinya…. buku khan mahal di indo
kalo udha liat liat..terus cucok… langsung deh beli….
eh met kenal hehehe
Hi-hi-hi…walo bukan anak-anak lagi, aku juga suka baca buku komik gratisan di Borders atau Barnes and Nobel. Satu-satunya jenis buku yang wajib TIDAK BOLEH dibeli, tapi boleh dibaca, ya komik itu!
————————————————————————————-
Bukannya border emang boleh baca di sana ya? Bukan “All You Can Read as Long as You are Standing” lagi, tapi emang “You can Read as Long as You Want”
(bebek)
iy jg ya epektip..tp klo yg baca kaya gua smua sih ga bakal epektip tu bek haha..soalnya gua baca ampe slese ato bli sblon dibaca ;p